MADURANEWS.CO, Sampang- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengancam akan mencoret anggaran keamanan Pasar Srimangunan jika masih saja sering terjadi kehilangan. Seringnya terjadi kehilngan barang dagangan di pasar tradisional itu terungkap setelah para pedagang melaporkannya ke Komisi II.
Maka itu, Komisi II meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang untuk bertanghungjawab dan melakukan perbaikan terhadap kinerja pasukan Satuan Pengamanan (Satpam) yang bertugas di sejumlah pasar tradisional Kota Bahari.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang Alan Kaisan mengatakan, setelah menerima laporan sejumlah pedagang yang kehilangan barang dagangannya, pihaknya kemudian mengundang Disperdagprin sebagai leading sektor, asosiasi pedangan Pasar Srimangunan, dan koordinator Satpam.
“Kami (Komisi II, red) undang mereka untuk mencari akar persoalannya, kenapa bisa terjadi pencurian di Pasar Srimangunan,” katanya, Rabu (30/9/2020).
Peristiwa pencurian di Pasar Srimangunan, lanjut politisi Gerindra itu, bukan hanya terjadi sekali saja. Bahkan, dalam dua bulan terakhir sudah terjadi lima kali kasus pencurian di pasar terbesar Sampang tersebut.
“Barang dagangan milik masyarakat atau pedagang yang hilang itu ada yang 1-4 kwintal gula, ada yang hilang rempah-rempah bahkan sampai tahu pun raib,” ujarnya.
Setelah diklarifikasi kepada para pedagang, Alan memduga ada faktor kelalaian dari petugas Satpam. Sebab, mereka hanya berkumpul di satu titik bukan menyebar atau berpatroli saat piket jaga di saat waktu aktifitas pasar sedang sepi.
“Selain itu juga ada beberapa dari delapan pintu yang ada, memang berpotensi maling untuk masuk, terutama di waktu tertentu seperti sore atau malam, ketika para pedagang selesai beraktifitas jual-beli,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar Disperdagprin segera memoerbaiki pintu-pintu Pasar Srimangunan dan mengurangi jumlah pintu yang ada. “Kalau bisa ya hanya pakai dua pintu untuk para pedagang memasukan barang kulakannya,” sarannya.
Dan yang terpenting, Alan meminta Disperdagprin memperbaiki penerangan, CCTV dan petugas penjaga. Pihaknya memberikan ultimatum selama dua bulan ke depan. Jika dalam dua bulan ke depan masih terjadi pencurian kembali maka pihaknya dengan tegas akan mencoret anggaran untuk honor keamanan.
“Pihak keamanan itu kan sudah dikontrak dan sudah dilatih untuk pengamanan pasar. Nah kalau keberadaannya tidak bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang dan pembeli ya kan percuma ada keamanan,” tegasnya. (dul/lum)