MADURANEWS.CO, Sampang– Dengan kondisi ruang kelas yang rusak, Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri Panyerangan 3, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dihentikan saat hujan.
Para siswa harus meninggalkan kegiatan belajarnya jika hujan deras datang. Hal itu dikarenakan tembok yang sudah mengalami pecah dan miring, serta atap ruang kelas yang mereka tempati mengalami kebocoran yang menyebabkan air masuk kedalam ruangan.
Hal tersebut sangat memprihatinkan. Selain daripada ruang belajar mengajar yang rusak, ada juga ruang perpustakaan dan ruang kepala sekolah yang juga sudah tidak layak huni.
Kepsek SDN Panyerangan 3, Hoiri mengatakan, bahwa yang menjadi kendala tidak adanya proyek pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan rehabilitasi gedung. Menurutnya hal itu karena tempat pendidikan yang dirinya pimpin belum memiliki sertifikat lahan. Namun saat ini menurut dia sertifikat tersebut masih dalam proses pembuatan.
“Sebenarnya dengan adanya surat dari pihak BPPKAD, sudah bisa diadakan proyek pembangunan dan rehabilitasi di sini (sekolah),” katanya, Sabtu (20/01/2024).
Ia mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi gedung sekolahnya. Ia mengaku hanya bisa berharap kepada pihak yang berwenang, agar gedung sekolahnya bisa jadi atensi dan aksi nyata dalam perbaikan.
“Mengingat vitalnya kebutuhan murid akan prasarana belajar yang aman dan memadai,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, menurut Hoiri yang juga menjadi ke kwatiran pihaknya adalah saat musim hujan seperti saat ini yang menyebabkan situasinya tidak nyaman dan aman bagi siswa saat kegiatan KBM berlangsung.
“Itu yang membuat kami khawatir bangunan akan roboh. Sehingga kalau hujan deras KBM terpaksa dihentikan, kuatir terjadi hal buruk yang tidak diinginkan,” tukasnya. (san)