MADURANEWS.CO, Sampang- Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI membuka kembali kegiatan belajar-mengajar di sekolah mendapat tanggapan yang beragam dari para stakeholder pendidikan di tanah air. Ada yang pro ada juga yang kontra.
Pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 belum benar-benar reda, harus dibarengi dengan protokol new normal yang ketat. Sebab, keselamatan peserta didik bisa terancam jika tidak dilindungi dengan protocol kesehatan yang ketat. Apalagi, data Kemenkes RI menunjukkan bahwa per 22 Mei 2020 terdapat sekitar 831 anak usia 0-14 yang terpapar Covid-19. Mereka itu masih dalam usia sekolah dan berpotensi menularkan ke temen-temennya di sekolahnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang Noer Alam mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih belum menerima surat edaran (SE) dari Gubernur Jawa Timur terkait pelaksanaan pembelajaran. Berdasar SE yang lama, masa perpanjangan belajar di rumah akan berakhir pada 2 Juni 2020 mendatang. Maka itu, pihaknya saat ini masih belum menyusun skenario new normal untuk pembelajaran di sekolah.
“Perpanjangan belajar di rumah sebelumnya akan berakhir pada 2 Juni 2020 mendatang. Semisal nanti akan diterapkan skenario new normal, maka sebelum surat edaran sebelumnya berakhir dipastikan ada pemberitahuan resmi dari Gubernur Jawa Timur,” jelasnya, Sabtu (30/5/2020).
Sementara ini, pihaknya meyakini bahwa scenario new normal masih belum diterapkan di Kabupaten Sampang dalam waktu dekat. Sebab, grafik paparan Covid-19 di Sampang masih menunjukan peningkatan. Kendati demikian, pihaknya mengaku akan tetap mempersiapkan diri manakala skenario new normal benar-benar diterapkan dan pembelajaran harus dilakukan di sekolah. Bahkan, pihaknya mengaku sudah menggelar rapat internal dengan Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang.
“Selain menunggu pemberitahuan dari Provinsi kami juga menunggu langkah dari Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang,” ujarnya.
Menurutnya, jika nanti sekolah diperbolehkan masuk kelas secara normal maka pihaknya akan segera meminta masing-masing kepala sekolah untuk mempersiapkan kelengkapan segalanya berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan seperti penyemprotan kelas, menyiapkan masker, alat cuci tangan dengan air mengalir dan semacamnya.
”Nanti juga akan diterapkan physical distancing (jaga jarak) seperti mengatur kursi duduk, pengurangan jumlah siswa di dalam kelas dengan penerapan shift jam belajar,” ungkapnya. (vid/lum)