MADURANEWS.CO, Sampang– Sampai akhir tahun 2023 Bencana kekeringan masih terus melanda Masyarakat Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Desa yang merupakan wilayah kepulauan itu mengalami kekeringan sampai mau masuk musim penghujan ini. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya warga setempat yang kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih mereka harus merogoh kocek untuk membelinya.
Salah satu warga setempat, Musna (41) mengatakan, bahwa meski saat ini sudah mau masuk musim penghujan, warga disekitar desanya masih tetap kesulitan mendapatkan air bersih. Artinya, desa tempat tinggalnya masih krisis air bersih.
Krisisnya air bersih tersebut menurut dia juga dikarenakan rendanya intensitas hujan yang terjadi di kecamatan sreseh secara umum, dan di desanya secara khusus. Terlebih juga Sumber mata air di desanya itu sangat minim.
“Awal Desember 2023 sempat hujan, tapi sampai sekarang tidak ada hujan lagi,” katanya, Jumat (29/12/2023).
Dengan kondisi yang terjadi di desanya itu, menurut Musna dirinya dan warga yang lain setiap harinya harus merogoh kocek untuk membeli air. Hal tersebut dilakukan agar kebutuhan air bersih keluarganya dapat terpenuhi.
“Kalau beli satu jerigen isi 50 liter, harganya Rp 2.000. Sedangakn isi 25 liter Rp 1.000,” tuturnya.
Sementara, Penjabat (Pj) Kepala Desa Marparan, Abdul Gafur menyampaikan, bahwa sebelumnya distribusi air bersih terhadap warganya telah dilakukan. Namun pendistribusian itu menurut dia dihentikan, karena bulan November lalu sudah ada hujan turun dengan intensitas yang cukup besar, yang dikiranya hujan itu akan dapat memenuhi kebutuhan air bersih warganya.
Dengan begitu, pihaknya berencana akan mendistribusikan air bersih kembali ke warganya. Meskipun demikian, menurut dia dalam pendistribusian itu tidaklah mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya karena menurut dia air itu harus transit dulu di pelabuhan yang kemudian diangkut kembali ke desa tempat dirinya ditugaskan.
“Sebelumnya kami sudah mendistribusikan puluhan tangki air ke Desa Marparan,” terangnya.
“Kami akan mengirim air kembali. Untuk bantuan air dari Kabupaten sendiri sudah tidak ada,” imbuhnya. (san)