MADURANEWS.CO, Sampang– Ratusan Pedagang Pasar Srimangunan dan Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sampang menggelar aksi penolakan relokasi pedagang basah di pasar Srimangunan ke pasar Margalela, di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Kamis (24/08/2023).
Mereka membawa 4 tuntutan kepada Bupati Sampang. Adapun tuntutan tersebut, diantaranya ialah Tolak relokasi Pasar Srimangunan, Cabut SK relokasi pasar, Bubarkan tim percepatan relokasi pasar, dan pecat kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Sampang. Dalam Aksi Unjuk Rasa itu perwakilan dari pemkab Sampang, yakni kepala Bakesbangpol Sampang, Anang Djoenaidi Santoso menemui para masa aksi untuk menyampaikan bahwasanya Bupati Sampang H Slamet Junaidi sedang tidak ada di kantor dan lagi diluar kota.
Setelah perwakilan pemkab menyampaikan bahwasanya orang nomor 1 di Kota bahari tidak lagi di kantor, Sekretaris APPSI Sampang, Moh Iksan Budiyono menyampaikan kalau pihaknya memberi waktu 10 menit untuk perwakilan pemkab untuk menelpon Bupati Sampang agar memberikan jawaban atas tuntutan mereka. Namun sampai waktu yang diberikan itu habis, perwakilan dari Pemkab Sampang belum juga keluar dan menemui mereka lagi.
“Kita beri waktu 10 menit agar mereka berkomunikasi dengan Bupati Sampang. Kalau mereka dalam waktu yang kita tentukan tidak keluar, maka kita akan tetap menunggu, kalau perlu kita akan melakukan aksi susulan yang lebih besar lagi agar relokasi dibatalkan,” ujarnya sambil berorasi.
Selain itu, massa aksi juga sempat bergoyang di depan Kantor pemkab Sampang, sambil menunggu bupati atau perwakilan untuk menemui mereka, dan memberikan jawaban yang bisa membuat mereka bahagia.
Budiyono menegaskan kalau goyangan yang dilakukan pihaknya bukan bergembira pada hari ini, tapi untuk meredam kemarahan daripada pedagang pasar, meredam emosi pedagang pasar, dan meminta Pemkab Sampang untuk membatalkan SK relokasi. Kami sudah menunggu 10 menit tapi belum ada perwakilan pemerintah yang menemui kita.
“Padahal tadi sudah berjanji 10 menit akan keluar, tapi sudah 10 menit belum juga ada yang keluar. Kalau mereka tetap tidak keluar kita putuskan kita akan bertahan disini sampai ada pernyataan bahwa relokasi pasar Srimangunan ke pasar Margalela dibatalkan,” tukasnya. (san)