MADURANEWS.CO, Sampang– Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang Marnilem menegaskan kalau Pangeran Trunojoyo adalah seorang Pejuang bukan Pemberontak. Dan Pangeran Trunojoyo layak dinobatkan Sebagai Pahlawan.
Marnilem mengatakan, bahwa secara De Facto Pangeran Trunojoyo adalah seorang pahlawan. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya jalan Diseluruh kabupaten/kota se-Indonesia yang diberi nama Trunojoyo. Selain dari nama jalan sendiri, juga ada nama gedung, pelabuhan, Universitas, dan lainnya, yang juga diberi nama Pangeran Trunojoyo.
“Secara Fakta Trunojoyo adalah Pahlawan,” singkatnya, Jum’at (13/10/2023).
Marnilem kemudian menambahkan, kalau saat ini yang belum tentang pangeran Trunojoyo itu pahlawan adalah pengakuan secara De Jure dari pemerintah.
“Kita saat ini sedang memperjuangkan nama Pangeran Trunojoyo itu menjadi nama pahlawan. Perjuangan ini mulai sejak lama, sejak tahun 2008,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa adanya dua penafsiran dari perjuangan pangeran Trunojoyo itulah yang menjadi kendala gelar pahlawan terhadap pangeran Trunojoyo itu belum tersematkan. Pangeran Trunojoyo ini, kata dia, berjuang melawan ketertindasan masyarakat Madura dan Jawa Timur dari penguasaan Kerajaan Mataram yang dibawah Amangkurat I. Yang mana Amangkurat I itu bekerjasama dengan VOC.
Lebih lanjut, maka atas penindasannya itu, termasuk penindasan, penghukuman dan pembunuhan para kiyai, yang waktu itu kiyai dicurigai akan memberontak. Maka Pangeran Trunojoyo bangkit mengajak raja-raja yang lain, termasuk raja Surabaya, termasuk Kediri, Gresik, Pasuruan untuk melawan ketertindasan.
“Pertama dia berjuang membebaskan Madura. Persepsi ini, dianggapnya oleh kerajaan Mataram yang waktu itu raja Amangkurat I dianggapnya Trunojoyo ini memberontak. Tapi disisi masyarakat lain, termasuk Cirebon Trunojoyo ini pahlawan. Karena dia membantu orang lain untuk membebaskan orang lain dari ketertindasan,” jelasnya.
Selain itu, Marnilem menegaskan kalau dirinya tidak percaya kalau pangeran Trunojoyo memberontak. Karena versi yang didapat, itu dari versi belanda. Karena menurutnya, orang yang menulis sejarahnya pangeran Trunojoyo, termasuk Sultan Agung, termasuk Amangkurat I, Amangkurat II yang menulis adalah VOC. Bisa saja VOC itu membelokkan sejarah perjuangan pangeran Trunojoyo, agar VOC tidak disalahkan. Sehingga mereka memfreming pangeran Trunojoyo itu pemberontak.
“Padahal yang jelas yang membunuh Trunojoyo itu kan VOC dan sekutunya. Artinya, Amangkurat II dan VOC waktu itu. Karena Trunojoyo ini kalahnya dengan VOC bukan pasukan Mataram. Maka dia tetap dianggap pemberontak oleh VOC, tapi VOC ini tidak mau dan dia cuci tangan, maka Trunojoyo dibelokkan brontaknya ke Mataram,” tuturnya.
Untuk Strategi sendiri, Marnilem mengaku kalau pihaknya akan terus melakukan kajian-kajian, mencari fakta sejarah, fakta peninggalan-peninggalan yang bisa menguatkan bahwa pangeran Trunojoyo ini bukan memberontak.
“Kalau perang kan sudah biasa, tapi kalau memberontak kan konotasinya negatif, padahal Lebel pemberontak itu yang memberikan VOC,” tukasnya. (san)