MADURANEWS.CO, Sampang– Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengaku tidak akan mampu bekerja sendiri dalam mengawasi semua lokasi yang sering dijadikan tempat Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kota Bahari.
Kabid Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Satpol PP Sampang Suaidi Asikin mengatakan, kalau Kegiatan Satpol-PP itu ada 9 kegiatan yang harus pihaknya tangani selama 24 jam 365 hari. Artinya, pihaknya sabtu – minggu, hari libur atau hari raya tetap masuk. Dan terkait video viral laki – laki dan perempuan yang bercumbu di Alun-alun kota Bahari, yang dalam 10 hari terakhir menjadi buah bibir di sampang, Ia tidak berkomentar banyak tentang masalah video tersebut.
Suaidi hanya mengungkapkan kalau pihaknya sudah beberapa kali menangkap wanita Nakal yang notabene mereka PSK. Ia mengaku kalau pihaknya mengambil kebijakan kalau masalah penangkapan tersebut, memang pihaknya tidak ekspos di media. Karena pihaknya takut mereka akan tobat. Artinya, kalau mereka di ekspos, dan mereka tobat, mereka akan merasa malu dan minder di masyarakat.
“Kami kalau nangkap itu dari jam 11 malam, kadang jam 3 malam, kami Bina, kami beri surat keterangan, kami beritaacarakan, kami hati ke hati bicara sama mereka, dan kadang mereka menangis,” katanya.
Suadi kemudian menambahkan, kalau dari puluhan kos – kosan di Sampang, ada sekitar 8 kos – kosan yang Ia kategorikan memang masuk dalam pengawasan pihaknya. Ia juga menuturkan, kalau dilihatnya ada pasukan yang namanya deteksi dini yang tugasnya seperti tugas dari intelijen.
“Kami juga sharing dengan ibu kos, dan ada perubahan paradigma bagi mereka. Jadi kami cegah ketika kami menangkap informasi kalau di suatu titik ada yang tidak sesuai dengan perizinan, kami langsung masuk, dan bukan kami diam,” ungkapnya.
Selain itu, Suaidi juga mengaku kalau pihaknya di 2/3 bulan yang lalu menerima surat dari salah satu Habaib di Kota Bahari terkait salah satu timbangan yang sering ada tempat PSK-nya. Ketika surat itu masuk ke pihaknya, Ia mengaku kalau pihaknya bergegas ke lokasi dan menyiagakan anggota. Dan yang kemudian dilanjutkan 1 minggu anggotanya tidak berseragam untuk melakukan deteksi di lokasi.
“Tapi mereka lebih lincah dari kita, ketika anggota sudah nyampek mereka tidak ada. Artinya, tempat itu hanya tempat pelabuhan saja, bukan tempat khusus buat kelakuan,” tuturnya.
Suaidi mengaku, kalau pihaknya juga sering menangkap PSK yang di taddan. Dan disana menurutnya ada 2 lokasi. Selain di taddan, di kos – kosan pihaknya juga sering menangkap. “Dan terakhir, 2 minggu lalu yang operasi itu bocor,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jam 10 malam pihaknya menurut dia berangkat dengan cara tidak berseragam, yang kemudian dilanjutkan eksekusi di jam setengah satu dini hari. Meskipun operasi yang akan dilaksanakan itu bocor, ditempat itu menurutnya pihaknya mengamankan 3 wanita bersama mucikarinya.
“Di titik – titik tertentu kami menaruh orang untuk sebagai pengawas. Karena kalau kami mengawasi semua, kami bingung, dan tidak mampu,” tukasnya. (san)