MADURANEWS.CO, Sampang- Adalah nenek Sneja yang hampir tertimbun reruntuhan rumahnya sendiri yang memang sudah reyot sejak beberapa tahun yang lalu. Saat itu, nenek 73 tahun yang hidup sebatang kara itu sedang beristirahat di dalam rumah gubuknya.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba terdengar suara kriak-kriok tanda patahnya kayu-kayu penyangga rumah nenek yang terletak di Dusun Tebbah, Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, itu. Dari luar juga terdengar teriakan tetangga dekatnya yang meminta nenek Sneja segera keluar rumah.
“Saya pun segera bergegas keluar rumah. Sesampainya di halaman depan rumah tiba-tiba ambruk,” cerita nenek Sneja kepada maduranews, Jumat (15/7/2022).
Setelah ambruknya rumah tempat tinggalnya, nenek Sneja numpang tinggal di rumah sanak familinya. “Sementara ini saya numpang dan menempati rumah saudara saya Hamidah yang saat ini kondisinya juga bisa dikatakan tiang-tiangnya sedikit miring”, ucapnya.
Saat kejadian, suara teriakan dari luar rumah nenek Sneja tersebut rupanya berasal dari tetangganya yang bernama Hj Raudah dan Basuni.
Menurut Basuni, rumah milik lansia itu sudah mulai rusak sejak lama. Hanya saja, nenek Sneja belum mampu memperbaikinya karena kondisi ekonominya hanya cukup buat biaya kehidupan sehari-hari.
“Rumah tersebut memang sudah lama kondisinya yang memprihatinkan, tiang-tiang penyanggahnya pun memang sudah miring dari 2-3 tahun terakhir. Jadi, wajar meskipun tanpa angin dan hujan rumah tersebut roboh,” tutur tetangga dekat nenek Sneja itu.
Sebelum kejadian, kata dia, rumah Sneja sudah pernah diajukan kepala dusun Tebbah kepada pemerintah desa agar dibantu diperbaiki.
“Kepala dusun juga sudah mengajukan perbaikan rumah tersebut, bahkan sudah diwacanakan untuk gotong royong memperbaiki rumah tersebut. Apalah daya Allah berkehendak lain, belum sempat diperbaiki rumah tersebut malah roboh duluan,” ujarnya. (c2/lum)