Kemarau Panjang, Warga Marparan Krisis Air Bersih

MADURANEWS.CO, Sampang– Dalam musim  kemarau tahun 2023 yang cukup panjang ini, air bersih sangat dibutuhkan oleh warga Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Warga desa yang daratannya dikelilingi oleh sungai yang lebar dan cukup dalam itu, saat ini mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-harinya. 

Salah satu warga desa Marparan, Rohelah (40) mengatakan, kalau mata air yang ada di embung yang ada di desanya saat ini mulai menipis. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan banyaknya warga yang membutuhkan, sehingga warga harus lebih bersabar untuk bisa mendapatkan air di embung tersebut.

“Sebenarnya di Desa kami (Marparan) terdapat sebanyak 5 embung air untuk menampung air di musim hujan. Sedangkan kondisi air di 2 embung itupun saat ini mulai berangsur habis karena setiap hari warga berbondong-bondong mengambil air. Diperkirakan akhir September ini air di 2 embung kering,” katanya, Kamis (21/09/2023).

Dengan kondisi yang seperti itu, menurut Rohelah, dirinya dan warga yang lain hanya bisa pasrah. Karena mereka sudah tidak tau lagi mereka harus mencari air bersih kemana lagi dengan kondisi wilayah yang dikelilingi sungai.

Lebih lanjut, setelah air itu sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan warga di desanya, menurut Rohelah harapan satu-satunya dari warga hanya ada pada bantuan droping air dari pemerintah.

“Tidak ada mata air, misalkan ada warga yang mengebor sumur, dipastikan airnya asin,” tuturnya.

Sebelumnya Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Mohammad Imam menyampaikan, bahwa realisasi dari bantuan droping air bersih ke 62 desa terdampak kekeringan di Kota Bahari akan berjalan dalam 2 tahap.

Lebih lanjut, pertama menurutnya droping air bersih itu sudah terlaksana di bulan Agustus 2023 kemarin, dengan 2 tangki air disetiap desanya. Sedangkan yang kedua menurut dia akan direalisasikan pada bulan September ini.

“Untuk penyalurannya melalui kordinasi dengan camat dan kepala desa terdampak kekeringan,” tukasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *