MADURANEWS.CO, Sampang– Di tengah bingungnya petani dengan berkurangnya jatah Pupuk Bersubsidi tahun 2024, masyarakat kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kembali dibuat geleng kepala dengan harga bahan pokok yang mengalami kenaikan signifikan. Tak tanggung-tanggung naiknya pun ada yang mencapai Rp 4 ribu perkilogramnya.
Salah satu warga desa labuhan, kecamatan sreseh, Saniyah (52) mengatakan, bahwa harga beras yang biasa itu sekarang sudah mencapai Rp 14 ribu/ kilogram. Dengan kondisi yang paceklik seperti ini harga segitu buat dirinya jelas terasa berat. Dirinya hanya bisa berharap ada langkah-langkah jitu yang diambil oleh pihak yang berwenang agar orang kecil seperti dirinya tidak terus menjerit dengan harga-harga sembako yang terus naik.
“Ini masih lama dari bulan suci ramadhan, tapi masa iya setiap mendekati hari dan perayaan hari-hari besar bahan pokok harus naik,” katanya, Jum’at (09/02/2024).
Senada dengan dengan Saniyah, salah satu warga Desa Daleman, kecamatan Kedungdung, Salamah menyampaikan, kalau harga gula yang biasanya Rp 13.000 perkilo, sekarang ada yang Rp 17.000 – 18.000. Sementara untuk beras yang biasanya dia mengeluarkan gocek Rp 330.000 perkarung yang berisikan 25 kilogram, saat ini menurutnya dia harus mengeluarkan sampai Rp 350.000.
Lebih lanjut, Salamah berharap kepada Pemerintah agar bisa mengurangi beban masyarakat. Mengingat hasil panen di tahun sebelumnya menurut dia tidak begitu maksimal. Ia juga mengaku kalau dirinya sudah membeli beras meskipun harganya diketahui sudah naik.
“Tapi kami tidak putus harapan terhadap pemerintah Setempat kiranya juga memikirkan terhadap kehidupan orang petani. Soalnya sudah tidak ada sisa hasil panen yang untuk dimakan,” tuturnya.
Sementara disisi lain, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Sampang, Chairijah menyampaikan, bahwa memang benar adanya kenaikan terhadap harga-harga pokok itu. Dan itu mulai sejak tanggal 31 Januari lalu. Dengan rincian harga gula pasir sebesar Rp 16.000. Sedangkan untuk harga beras premium mencapai Rp 13.000. Harga tersebut menurut dia sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Jadi kalau ada toko yang menjual sampai Rp 17.000 per kilo gram, itu sudah biasa karena dia pedagang ingin mencari hasil,” tukasnya. (san)