MADURANEWS.CO, Sampang– Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa pengurangan jatah pupuk bersubsidi di wilayahnya mengalami penurunan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala BPP Kecamatan Sreseh, Parmuji mengatakan, bahwa penurunan jatah pupuk bersubsidi itu merata di seluruh Indonesia, tidak hanya di kota Bahari saja. Ia juga mengaku kalau pihaknya mengajukan pupuk bersubsidi itu tidak turun, malah menurutnya bertambah melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) .
“Tapi turunnya jadi realokasi pupuk bersubsidi ya turun,” katanya, Sabtu (27/01/2024).
Parmuji kemudian mengungkapkan, kalau sementara ini pihaknya belum bisa banyak berbuat untuk membantu petani terkait dengan pengurangan jatah pupuk. Menurut dia langkah yang bisa dilakukan pihaknya sementara ini hanya bisa mengajak petani untuk memanfaatkan bahan organik di sekitar lingkungan untuk di buat pupuk bokashi.
Selain itu, Parmuji juga menuturkan bahwa berdasarkan data Perbandingan Alokasi Pupuk Subsidi 2024 Kabupaten Sampang, kecamatan sreseh jatah Pupuk Subsidinya mengalami penurunan yang signifikan yang hampir mencapai 50 persen dari tahun 2023 lalu.
Lebih lanjut, tahun 2023 lalu jatah pupuk bersubsidi di kecamatan Sreseh, jenis Urea sebanyak 974.250, jenis NPK 744.327. Sementara tahun 2024 ini jatah pupuk jenis Urea sebanyak 520.746, jenis NPK sebanyak 420.055. Artinya, jumlah jatah pupuk tahun ini jenis Urea mengalami selisih sebesar -453.504, sementara jenis NPK mengalami selisih -324.272.
“Kita tunggu mas semoga ada info dari dinas. Dan Info sementara dari pak presiden mau nambah 12 T untuk pupuk,” tukasnya. (san)