MADURANEWS.CO, Sampang– Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menilai minimnya perusahaan yang ada di Kota Bahari sebagai faktor daripada rendahnya penyerapan tenaga kerja Disabilitas.
Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan dan Perindustrian Disnaker Sampang, Ervien Budijatmiko mengatakan bahwa setiap kali pihaknya melaksanakan pelatihan dalam menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan mempuni, disitu juga diikuti oleh peserta disabilitas. Bahkan menurut dia, dari beberapa peserta disabilitas yang ikut pelatihan itu saat ini sudah ada yang bekerja disalah satu perusahaan di Kota Bahari.
Lebih lanjut, pelatihan untuk disabilitas sendiri, Ervien menuturkan kalau alat pelatihan untuk mereka masih sama dengan peserta yang lain. Artinya tidak ada alat khusus bagi disabilitas. Hal itu dikarenakan menurut dia, pihaknya belum memiliki alat pelatihan khusus yang memang diperuntukkan untuk disabilitas.
“Dalam pelatihan selalu ada peserta yang disabilitas setiap kali kita mengadakan pelatihan,” katanya kepada maduranews, Senin (24/07/2023).
Sedangkan untuk peserta yang sudah pernah mengikuti pelatihan, Ervien mengungkapkan kalau mereka hanya segelintir saja yang bekerja di sektor formal. Karena rata-rata peserta disabilitas yang ikut pelatihan yang pihaknya laksanakan, setelah pelatihan selesai mereka membuka usaha sendiri. Salah satunya usaha konveksi, yang menurut dia salah satu hasil konveksi dari disabilitas tersebut penjualannya sudah sampai keluar Kota Bahari.
Bukan tanpa alasan kenapa peserta disabilitas yang telah pihaknya latih itu membuka usaha sendiri, karena menurut dia, masih minimnya jumlah perusahaan yang ada di kota Bahari. Dan Selain minim dari jumlah badan usaha perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Sampang, hanya satu perusahaan saja yang saat ini menyerab tenaga kerja disabilitas yakni PT Garam.
“Ada beberapa. Kayak di PT Garam itu ada, didunia usaha juga ada beberapa kelompok, konveksi itu disabilitas juga,” pungkasnya. (san)