Di Balik Tidak Ditempatinya Pasar Tanjung: Dirasa Terlalu Sempit dan Lebih Laris Jualan Ikan di Pinggir Jalan Raya Nasional

MADURANEWS.CO, Sampang- Tidak ditempatinya Pasar Tanjung menyebabkan multiple efek. Para pedagang ikan yang lebih memilih berjualan di pinggir jalan raya Dharma Tanjung praktis menyebabkan kemacetan jalan nasional itu.

Dengan tidak menempati pasar yang telah disiapkan pemerintah, para pedagang ikan di Desa Dharma Tanjung menyebabkan kerumunan manusia di sepanjang jalan raya Dharma Tanjung. Kondisi itu pada ujungnya menyebabkan kemacetan pada jam-jam operasi jual-beli ikan di sepanjang jalan raya Dharma Tanjung. Padahal, pemerintah telah menyiapkan pasar agar kegiatan transaksi ikan tersebut tidak mengganggu arus lintas. Namun, pasar itu tidak ditempati.

Para pedagang bergeming untuk berjualan di sepanjang jalan raya Dharma Tanjung. Alasannya, pasar yang disediakan oleh pemerintah dianggap kurang representatif. Selain dirasa terlalu sempit dan lahan parkirnya kurang luas, para pedagang ikan mengaku lebih laris berjualan di pinggir jalan raya nasional daripada di dalam Pasar Tanjung. Oleh karena itu, pasar yang telah dibangun sekitar 10 tahun yang lalu itu sampai sekarang tidak berfungsi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juhar (50), salah pedagang ikan yang berjualan di pinggir jalan raya Dharma Tanjung. Warga Desa Dharma Tanjung itu mengau terpaksa berjualan di pinggir jalan karena merasa lebih mudah untuk bertransaksi dengan para pembeli.

“Kalau dijual di dalam (Pasar Tanjung, red) tidak laku mas. Makanya (saya) lebih memilih jualan ke pinggir jalan ini,’’ katanya, Senin (09/05/2022).

Sayangnya, kondisi tersebut menyebabkan masalah lalu lintas. Setiap transaksi ikan dimulai, para pengendara yang melintas di jalan raya nasional tersebut harus bersabar dan hati-hati. Sebab, di sepanjang jalan Dharma Tanjung kemudian terjadi kemacetan.  

Andre (40), salah satu pengendara roda empat dari Kabupaten Pamekasan, mengeluhkan kemacetan yang terjadi jalan raya Dharma Tanjung. Dia berharap ada langkah kongkrit dari semua pihak, terutama pemerintah daerah, agar masalah itu bisa terselesaikan.

“Ya saya capek mas, apalagi saya lihat polisinya baru datang. Biasanya kemacetan pasar ikan mudah diprediksi, apalagi di momen tahun baru,’’ ucapnya.

Salah satu warga setempat Sunari (50) menyayangkan keberadaan pasar tersebut karena sudah lama dibangun namun hingga saat ini malah tidak ditempati. Dia berharap pemerintah melalui dinas terkait segera mengambil tindakan tegas.

”Jika ini dibiarkan berlarut-larut maka dampaknya pada kemacetan arus lalulintas tak kunjung usai,” ujarnya. (c1/mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *