MADURANEWS.CO, Sampang- Selama bulan Ramadhan, masyarakat Dharma Tanjung, Kecamatan Camplong, mempunyai cara tersendiri untuk mengekspresikan kegembiraan di malam hari. Salah satunya dengan menggelar parade musik daul.
Hanya saja, iring-iringan musik tradisional itu menyebabkan jalan raya macet. Sebab, alat musik yang dimainkan di atas kendaraan bermotor yang telah dimodif khusus itu, memakan lebih dari separuh bahu jalan raya. Setelah ditambah penonton dan pengiringnya maka bahu jalan raya yang tersisa hanya tinggal sedikit.
”Iya ini kebiasaan warga sini kalau bulan puasa, malam harinya suka ada iring-iringan musik daul. Biasanya dimulai dari pukul 24.00 WIB hingga pukul 02.00 dini hari. Tentu saja bikin macet jalan karena banyak penonton dan pengiringnya,” kata Makin (23), salah satu warga yang ditemui saat acara berlangsung, Minggu (25/04/2022) dini hari.
Selain itu, kemacetan juga sering terjadi hampir setiap hari di jalan raya Dharma Tanjung saat penjual ikan sudah mulai buka lapak di sepanjang jalan nasional itu.
Camat Camplong Saffak mengatakan, kemacetan juga sering terjadi di jalan raya Desa Dharma Tanjung yang disebabkan para pedangang ikan laut yang berjualan di bahu jalan raya. ”Selain itu, ada juga (yang menyebabkan macet, red) organisasi warga yang mengadakan kegiatan musik tradisional di jalan raya Desa Dharma Tanjung,” katanya.
Hal tersebut diungkapkan Saffak dalam acara musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Camplong untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023 yang diselenggarakan di Aula Pendopo Kecamatan Camplong, Sabtu (24/04/2022).
Menurutnya, kemacetan yang sering terjadi di jalan raya Desa Dharma Tanjung sudah menjadi isu nasional. “Kemacetan di Desa Dharma Tanjung sudah menjadi perbincangan kelas provinsi dan nasional, bahkan internasional. Sebab, para pejabat yang di Jakarta kebanyakan dari Pamekasan jika lewat Desa Dharma Tanjung pasti keluhannya kemacetan,” ungkapnya.
Untuk mengatasi kemacetan tersebut, kata dia, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana pasar yang layak untuk merelokasi pedagang yang ada di pinggir jalan raya itu. Untuk itu, dia mengaku sudah mengajukan proposal pembangunan Pasar Desa Dharma Tanjung.
“Dari tahun-tahun sebelumnya sudah mengajukan proposal, dan tahun ini mengajukan kembali. Saya minta tolong mari bersama-sama berkomitmen dan sama-sama memikirkan (solusi kemacetan ini, red),” ujarnya.
”Perihal yang saya sudah lakukan hanya sampai saat ini hanya sedikit membuat tidak macet saja. Akan tetapi tidak bisa menyelesaikan permasalahan lainya karena solusinya hanya satu, yakni penyediaan sarana pasar yang memadai,” imbuhnya. (c1/mu)