MADURANEWS.CO, Sampang– Pj Bupati Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Jum’at (03/05/2024) melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Zyn.
Pj Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto mengatakan, bahwa sidak dirinya ke RSUD dr Mohammad Zyn guna memastikan kebenaran informasi terkait adanya pasien yang meninggal karena DBD. Namun setelah dirinya cek hasil tes DGM-nya, menurut dia pasien tersebut tidak meninggal karena DBD. Karena tes DGM-nya hasilnya negatif.
“Jadi kita masih prinsip, prinsip itu dalam arti gerak langkah, baik itu dari Kepala Desa, Camat, kepala Puskesmas, sampai kepala Dinkes dan jajarannya itu menjaga agar penyakit demam berdarah itu bisa kita rem, dan juga yang sudah sakit jangan sampai ada korban jiwa. Ini menjadi penting untuk memastikan Negara hadir di masyarakat Sampang,” katanya.
Dari sisi pelayanan, menurut Rudi memang kalau dihitung sana-sini memang belum ada yang ditingkatkan. Maksudnya, keberadaan alat, data dan informasi yang kemudian apabila kemudian ini demam berdarah berdasarkan informasi dan data yang ada butuh darah yang fresh, bukan kemudian yang disimpan. Nah, itu butuh kecepatan informasi antara yang donor, kemudian yang membutuhkan. Itu yang menjadi poin-poin penting saat kritis.
“Dengan cara kritis demam berdarah yang ada sekarang itu keberadaan trambosit bisa langsung drop dibawah 20 ribu, itu yang berbahaya. Nah, kalau yang diatas 20 ribu itu masih bisa dijaga dengan infus dan yang lain,” tuturnya.
Sementara untuk langkah menekan DBD di Kota Bahari, Rudi mengaku kalau pihaknya memonitor setiap minggunya. Dan ia tekankan itu karena hal tersebut berkaitan dengan nyawa. Karena demam berdarah itu penyakit yang kalau tidak waspada akan mematikan.
“Karena siklus plana kudanya ini kan dianggapnya kalau sudah turun panasnya dianggap sudah steril, padahal itu kritis-kritisnya, dan trambosit lagi turun-turunnya,” ujarnya.
“Itu yang menjadi upaya kita bersama, jadi tiap Minggu. Siang ini kami juga akan rapat khusus untuk daerah-daerah yang merah. Puskesmas-puskesmas kita datangkan, sama camat kita datangkan,” lanjutnya.
Dengan meningkatnya DBD di Kota Bahari, fasilitas kesehatannya menurut Sekretaris Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu berjalan apa adanya. Tapi ia memastikan kalau donor-donor darah akan pihaknya backup penuh. Namun yang terpenting dalam kasus DBD ini ialah pencegahan dengan cara memberantas sarang nyamuk dengan cara 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur).
“Kalau orang tidak sakit kan tidak perlu fasilitas kesehatannya 3M ini yang kemudian akan dorong dan optimalkan. Jadi tiap minggu itu laporan dari camat, lurah, kades itu kita minta, termasuk kepala puskesmas,” kata Rudi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Abdulloh Najich menyampaikan, kalau pihaknya sudah melakukan himbauan kepada semua Puskesmas agar tidak melakukan penolakan pasien. Dan itu menurut dia dilakukan setiap Minggu seperti apa yang disampaikan Pj Bupati Sampang.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Dinkes Sampang itu juga mengungkapkan kalau pasien yang dikabarkan meninggal karena DBD itu tidak benar. Memang pertamanya pihaknya Itu curiga DBD. Namun setelah dirinya dan Pj Bupati Sampang turun dan mengecek hasil tesnya itu negatif.
“Himbauan, penyiapan sarana, alat, SDM, terus yang terpenting bahwa pencegahan itu lebih penting daripada pengobatan. Pencegahan yang kayak apa? Pencegahan kayak 3M. Dan kerja bakti itu adalah yang terpenting,” tukasnya. (san)