Banyak Gedung SD Rusak Belum Terkaver Perbaikan

MADURANEWS.CO, Sampang– Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kecil menjadi salah satu faktor belum diperbaikinya gedung-gedung Sekolah yang rusak dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. 

Selain dari faktor PAD yang kecil, jumlah dari banyaknya gedung-gedung sekolah yang rusak juga menjadi faktor utama. Sehingga anggaran yang ada di Disdik Sampang pun tidak mampu mengcover untuk merenovasi ataupun membangun kembali gedung-gedung tersebut. 

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Sampang, Abdul Rahman mengatakan, Masalah rehap ruang sekolah itu juga ada yang dari Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kalau yang dari PUPR menurutnya itu sangat bagus bangunan sekolahnya. Sementara data yang diambil oleh PUPR untuk melakukan pembangunan sekolah yang rusak itu mengambil data dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang diusulkan oleh setiap sekolahan. 

“Sekolahan itu kan melapor masalah sarana prasarana, semua itu dilaporkan,” katanya, Sabtu (25/11/2023).

Selanjutnya menurut Rahman, ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK tersebut menurut dia bersumber langsung dari kementerian. Dan DAK itu tidak hanya rehap gedung sekolah yang rusak saja, tapi merehap semuanya.

Lebib lanjut, selain dari PUPR dan DAK, Rahman juga mengungkapkan kalau ada juga anggaran pokir milik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pokir tersebut rata-rata tidak merehap ke gedung sekolah yang rusak, tetapi lebih ke pembangunan pagar sekolah dan paving dihalaman sekolah.

“Makanya kadang muncul komentar, Sekolahnya rusak, malah pavingnya yang diperbaiki,” tuturnya. 

Kemudian menurut dia, ada juga yang namanya dana Dana Alokasi Umum (DAU).  Di DAU ini pihaknya mengaku hanya mengelola anggaran sebesar Rp 5 M sampai Rp 7 M saja setiap tahunnya. Padahal gedung sekolah yang rusak di Kota Bahari itu luar biasa banyaknya. Bahkan ada sekolahan yang sudah mengusulkan perbaikan sampai tiga tahun lebih. Dan saking dari banyaknya yang mengajukan, pihaknya tidak mampu untuk mengcover semua, dan harus memilahnya.

“Pendapatan Asli Daerah kita di Kabupaten Sampang hanya terbatas, tidak seperti Kabupaten/Kota lain di Jawa yang PAD-nya besar,” tukasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *