MADURANEWS.CO, Sampang– Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, dan disibukkan dengan bersilaturahmi ke Sanak Keluarga, Masyarakat Kabupaten Sampang, Madura kembali disibukkan dengan pembuatan ketupat guna menyambut Tellasen Topa’ arau Lebaran Ketupat.
Lebaran ketupat juga merupakan perayaan lebaran yang dilaksanakan pada hari ketujuh setelah lebaran Idul Fitri. Dan perayaan tersebut merupakan tradisi yang dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur dari umat Islam yang menjalankan puasa bulan Syawal yang dimulai dihari pertama dampai keenam setelah hari raya Idul Fitri.
Salah satu tokoh masyarakat Dsn Tebah Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Dasuki (63) mengatakan, kalau sejak dirinya kecil pembuatan ketupat itu sudah dilakukan oleh orang tuanya. Dan sudah semacam suatu hal wajib yang harus ada ketika Tellasen Topa’. Sehingga sampai saat inipun dirinya dan warga yang lain terus melestarikan keberadaan ketupat itu. Karena pada Tellasen Topa’, ketupat-ketupat yang telah dibuat dirinya dan warga yang lain itu akan dibawa kemasjid untuk di do’akan yang kemudian juga dibagikan ke yang mendo’akan.
Menurutnya, berkumpulnya masyarakat di masjid untuk mendo’akan ketupat yang dibawanya juga merupakan bentuk bagaimana masyarakat mempererat tali silaturahminya dengan para tetangga.
“Pembuatan ketupat ini sudah ada sejak saya masih kecil. Tujuannya adalah untuk merayakan lebaran ketupat,” katanya, Selasa (16/04/2024).
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa Lebaran ketupat itu merupakan Hari Raya bagi orang-orang yang menjalankan puasa 6 hari setelah lebaran Idul Fitri. Selain itu, menurut Dasuki sesepuh-sesepuh dulu juga menyebut lebaran ketupat itu sebagai hari raya hewan. Karena selain ketupat-ketupat yang dibuat itu dibawa ke masjid, itu juga akan dikalungkan ke hewan-hewan peliharaan, seperti Sapi, kambing, dan lain-lain.
“Lebaran ketupat ini kalau kata orang-orang dulu lebarannya hewan. Ada juga yang bilang lebarannya orang yang puasa Syawal,” tukasnya. (san)