Sumber PDAM Sampang Mulai Terdampak Kekeringan

MADURANEWS.CO, Sampang– Debit air sumber milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terus mengalami pengurangan akibat kemarau panjang tahun 2023. Dari 26 sumber mata air yang ada saat ini sebagian sudah mengalami kekeringan hingga tidak bisa digunakan sama sekali.

Direktur PDAM Trunojoyo Sampang, Dani Darmawan mengatakan, bahwa musim kemarau seperti tahun ini sangat berpengaruh terhadap sumber air perusahaannya. Dari beberapa Sumber air yang dimiliki pihaknya, sumber bakti yang ada di kecamatan Ketapang adalah sumber yang paling signifikan terdampak. Sehingga sumber tersebut saat ini harus dinon-aktifkan.

“Kalau di sumber Bakti setiap musim kemarau pengurangan debit airnya selalu signifikan,” katanya, Kamis (12/10/2023).

Sedangkan untuk wilayah perkotaan, Dani mengungkapkan, kalau seperti sumber Gunung Maddah, Glisglis dan Ruberuh saat ini  kondisinya relatif aman. Sedangkan untuk sumber Glisgis menurutnya kemarau tahun ini mengalami penurunan sebesar 70 persen, Sehingga saat ini hanya tinggal 30 persen saja debit air di sumber tersebut.

“Untuk penyaluran masih terbilang normal walaupun penyalurannya menggunakan sistem bagi,” ungkapnya.

Kemudian Ia menuturkan, bahwa untuk mensiasati berkurangnya debit air sumber yang sangat drastis, menurut dia pihaknya perlu mengganti pompa dengan yang lebih kecil. Artinya, dari sebelumnya kapasitas 24 liter, saat ini diturunkan menjadi 15 liter. Hal itu diharapkan dapat menjadi solusi agar debit air di sumber tidak cepat habis karena penyedotan yang besar.

“Tentu berpengaruh pada air yang disalurkan, lebih sedikit ke pelanggan. Tapi ini solusi baik agar debit air tidak mengering dan membuat air tidak bisa disalurkan,” ucapnya.

Sementara untuk kawasan yang berada di kecamatan Ketapang, menurut Dani saat ini harus dilakukan pengalihan aliran. Karena sumber yang ada disana saat ini sudah tidak dapat mengaliri air ke pelanggan. Sehingga pihaknya harus menggunakan saluran dari Sumber payung yang ada di Kecamatan Robatal.

“Dengan pengalihan ini air tetap tersalurkan ke masyarakat,” tukasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *