Disdik Sampang: Kami Mengetahui Jumlah Sarpras yang Rusak, Tapi…

MADURANEWS.CO, Sampang– Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengaku masih keterbatasan dana untuk merehabilitasi Sarana dan Prasarana (Sarpras) Sekolah-sekolah yang rusak.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Sampang, Mohammad Imran Mengatakan, untuk kerusakan Sarana dan Prasarana di Lembaga Pendidikan yang ada dibawah naungannya, ia mengaku sudah mengetahui. Karena ia sudah memiliki data-datanya. Namun menurutnya, dari beberapa sarana dan prasarana sekolah yang rusak itu, ada beberapa saja yang masuk dalam prioritas pihaknya.

Selanjutnya, Ia menuturkan bahwa tahun ini,  Dinas pendidikan sudah menemukan 300 masuk ke aplikasi KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran dengan mengintegrasikan sistem dari tiga kementerian, yakni Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian PANRB untuk mendukung proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja) dan sudah diajukan semua. Tetapi menurut Imran, pihaknya tidak bisa menentukan mana yang mendapatkan rehap atau dana-dana lain dari kementerian.

“Sarpras ini memang ada skala prioritas bagi kami. Jadi semua data itu sudah ada. Tetapi, kalau semua teman-teman sudah tau saya datanya seperti apa. Rusak bagaimana, ruang kelas kelasnya bagaimana,” katanya.

Imran juga bersyukur karena Pokir Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bahari tahun 2023 ini semuanya masuk ke Dinas Pendidikan. Sehingga ia menilai pihaknya akan bisa merehap atas Sarpras yang perlu direhap. Karena menurutnya, Dana Alokasi Umum (DAU) yang ada di Pihaknya belum bisa mencukupi untuk perbaikan Sarpras tersebut. Dan hanya bisa menunggu Dana Alokasi Khusus (DAK) saja.

Selain itu, Ia mengaku kalau pihaknya bukan tidak mau membantu merehap sekolah-sekolah yang Sarprasnya rusak, namun karena pihaknya masih keterbatasan dana. Kemudian data untuk dapat rehap, sertifikat harus ada di aplikasi Krisna, termasuk di DAU. Kalau tidak ada sertifikat bagaimana bisa merehap? Karena kalau tidak ada sertifikat, Kadang-kadang datang lagi kendalanya, seperti di SDN Madulang 2, dan juga di gulbung.

“Jadi dana DAU ini tidak mencukupi, sehingga kami hanya menunggu dana DAK. Dan alhamdulillah tahun ini dewan kita, semua pokir yang ada di dewan ini masuk ke dinas pendidikan,” pungkasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *