MADURANEWS.CO, Sampang– Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa Curan hujan tahun 2024 ini akan lebih lebat dari tahun 2023 lalu.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak hujan akan terjadi pada awal tahun 2024, tepatnya dibulan Januari hingga Februari. Sehingga beberapa daerah di kota Bahari perlu waspada terjadinya bencana banjir.
Kalaksa BPBD Sampang, Chandra Romadhani Amin mengatakan, bahwa ada enam kecamatan di Kota Bahari yang memiliki resiko tingkat tinggi rawan banjir. Jumlah tersebut menurutnya merupakan hasil dari pemetaan yang telah dilakukan oleh pihaknya. Enam kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Ketapang, kecamatan Karangpenang, Kecamatan Robatal, Kecamatan Camplong, Kecamatan Sampang, dan kecamatan Pangarengan.
“Kalau Kecamatan Sreseh, Torjun, Omben, Kedungdung, Jrengik, Tambelangan, Banyuates dan Sokobanah, itu masuk kategori sedang,” Katanya, Jumat (05/01/2024).
Candra menuturkan, kalau pihaknya akan melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang ada di Muktesareh. Artinya, ketika ada informasi, pihaknya langsung melakukan cek lokasi.
“Jadi data yang ada di PWS berapa, pengamatan secara faktualnya ada,” tuturnya.
Ia juga mengaku kalau pihaknya juga masih perlu mengumpulkan para relawan yang ada di Kota Bahari. Tujuannya adalah untuk bagaimana bisa bersama-sama membicarakan cara penanganan jika ada bencana. Artinya menurut Candra dari awal pihaknya harus melakukan koordinasi persiapan.
“Misalkan ada relawan, itu sudah dipastikan menempati pos-pos tertentu yang dirasa rawan. Jadi kami upayakan tidak ngumpul di satu lokasi,” ujarnya.
Selain itu, Candra mengungkapkan bahwa dalam persiapan menjemput musim penghujan ini pihaknya harus melakukan cek persiapan dari peralatan yang ada, guna mendukung operasi nantinya.
Sementara ini menurut dia daerah paling rawan banjir di kota Bahari berada di daerah perkotaan. Seperti Kelurahan Dalpenang dan Rongtengah. Alasannya, karena di Kelurahan Rongtengah sendiri ada pembangunan sheetpile yang belum selesai dan belum ada pintu airnya.
Karena sebelumnya air masuk itu ada di Jalan Suhada dan Imam Bonjol, sedangkan saat ini ada di Kajuk. Jadi Kajuk saat ini menjadi atensi utama, sehingga pihaknya saat ini perlu melakukan PWS.
“Kalau perkiraan curah hujan tahun ini lebih lebat dibandingkan tahun sebelumnya, tapi kami berharap tidak ada bencana banjir. Tapi yang jelas jika banjir itu tinggi, air laut pasti dalam kondisi pasang,” pungkasnya. (san)