MADURANEWS.CO, Sampang- Terwujudnya masyarakat yang berkualitas hampir pasti menjadi cita-cita mulia setiap bangsa. Keinginan itu juga tumbuh di kalangan mahasiswa Kabupaten Sampang.
Minggu (16/6/2017), Forum Mahasiswa Sampang (Formasa) menggelar Seminar Nasional di Gedung BLK Kabupaten Sampang dengan tema ”Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berintegritas.” Acara yang dibuka oleh Bupati Sampang Fadilah Budiono itu menghadirkan tiga pemateri dari unsur yang berbeda, yaitu Miftahur Rozak dari PCNU Kabupten Sampang, Miftahul Ulum dari praktisi media Kabupaten Sampang, dan Tamsul dari praktisi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Masing-masing pemateri mengulas upaya membangun masyarakat berkualitas dari berbagai sisi. Miftahur Rozak, misalnya, membahas kriteria masyarakat berkualitas dan berintegritas. Menurutnya, salah satu ciri masyarakat berkualitas bisa ditilik dari pola tingkah lakunya yang baik dan mentalnya yang berkarakter nilai-nilai luhur. ”Dalam agama masyarakat banyak disebut dalam al-Qur’an dengan berbagai istilah sesuai dengan konteksnya. Intinya, masyarakat yang berkualitas adalah masyarakat yang berbudi luhur, berpengetahuan dan berperadaban,” kata komisioner KPU Sampang itu.
Miftahul Ulum dalam kesempatan itu mengungkapkan indikator untuk mengukur masyarakat berkualitas. Menurutnya, salah satu cara untuk mengukur kualitas masyarakat adalah dengan melihat Indeks Pembangunan Manusianya (IPM). Dia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru tentang kondisi Kabupaten Sampang. Menurut BPS, IPM Kabupaten Sampang masih terendah se-Jawa Timur dengan angka 59,09. Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Sampang juga terendah se-Jawa Timur dengan angka 11,37 tahun. Indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Sampang juga terendah se-Jawa Timur dengan angka hanya 3,79 tahun.
”Kalau kita mau berbica pembangunan masyarakat yang berkualitas maka mahasiswa Sampang hari ini dihadapkan dengan tugas berat untuk turut andil memperbaiki kualitas masyarakat Sampang. Sebab, ukuran dan semua indikator masyarakat Sampang hari ini masih jauh dari berkualitas. Ini tugas penting mahasiswa agar ikut ambil bagian memperbaikinya,” ungkapnya membuka pembicaraan.
Anggota Aliansi Jurnalis Samapang (AJS) itu menyarankan mahasiswa Sampang agar bahu-membahu dengan semua elemen civil society untuk mendorong perbaikan kualitas masyakat Sampang. salah satu hal yang bisa dilakukan adalah melakukan pengawalan dalam pembangunan dunia pendidikan di Sampang yang masih jauh dari kata ideal. Sebab, pendidikan yang ideal menjadi salah satu instrumen untuk membangun masyarakat yang berkualitas.
”Mahasiswa Sampang juga bisa turut andil dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang semakin merjalela di Sampang karena itu juga bisa mempengaruhi upaya pembangunan masyarakat yang berkualitas. Pelayanan kesehatan di Sampang juga perlu kontrol mahasiswa karena masih sering terdengar ”teriakan” pasien lantaran tidak terlayani secara maksimal. Ini juga komponen pembentuk masyarakat berkualitas,” ujar alumni Universitas Trunojyo Madura (UTM) itu.
Sementara itu, Tamsul mengungkapkan bahwa salah satu penyebab rendahnya IPM Kabupaten Sampang adalah rendahnya kesadaran birokrasi untuk mengeluarkan kebijakan yang pro rakyat, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Menurutnya, Kabupaten Sampang sebenarnya bisa keluar dari segala ketertinggalan jika diurus dengan benar.
”Saya tidak setuju kalau Sampang dikatakan miskin. Sampang sebenarnya kaya, tapi salah urus. Anggaran kita digunakan untuk hal-hal yang tidak berdampak langsung terhadap perbaikan kehidupan masyarakat Sampang,” jelasnya. Menurutnya, setiap tahun ada puluhan milihar dari triliunan anggaran Kabupaten Sampang yang ”menguap” tidak jelas.
Sekretaris Jaka Jatim itu mengajak mahasiswa Sampang agar tidak hanya berpangku tangan. Mahasiswa Sampang, kata dia, hari dihadapkan pada tantangan perjuangan baru untuk membebaskan daerahnya dari ketertinggalan. Selain itu, mahasiswa Sampang juga bisa turun langsung ke masyarakat untuk menanamkan mental dan karakter luhur sebagai salah unsur pembentuk nilai-nilai integritas.
”Selain turut mengawal pemerintahan agar pendidikan dan kesehatan diperhatikan, mahasiswa juga punya tanggung jawab moral untuk membentuk masyarakat yang berintegritas. Kawal juga puluhan miliar dari anggaran kita setiap tahun yang menguap. Itu kalau terealiasi dengan tepat sasaran, kualitas masyarakat Sampang bisa terus meningkat sehingga bisa segera keluar dari ketertinggalan,” tukasnya. (vid)