MADURANEWS.CO, Sampang- Kapal tongkang menjadi alat transportasi alternatif bagi masyarakat Desa Sreseh-Kecamatan Sreseh yang ingin menyebrang ke jantung Kota Sampang. Pasalnya, menyeberang menggunakan jalur laut bisa lebih cepat 1 jam daripada lewat jalur darat yang harus memutar dulu ke Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Di sisi Sreseh, penyeberangan laut tersebut melalui Dusun Batu Putih, Desa Sreseh dan berlabuh di sisi Desa Pangarengan. Selanjutnya, masyarakat bisa melanjutkan lewat jalur darat menuju Kota Sampang.
Abol (29), salah satu penumpang perahu mengatakan, jalur laut dari daerah Sreseh menuju Kota Sampang lebih efisien karena bisa menghemat waktu tempuh.
“Saya memilih memakai jasa penyeberangan ini menuju Kota Sampang karena melihat kondisi jalan poros Sreseh yang rusak, berdebu dan cukup jauh. Saya kalau naik motor lewat jalan poros Sreseh ke Sampang bisa nyampek 1-2 jam lebih, tapi kalau naik perahu ini saya bisa menghemat waktu sampai 1 jam,” katanya, Senin (18/7/2022).
Selain itu, lanjut dia, ongkos penyeberangan yang murah juga menjadi alasan masyarakat Sreseh lebih memilih menggunakan perahu ketimbang jalur darat yang harus memutar ke Kecamatan Blega.
“Ketika menggunakan perahu ini saya juga bisa menghemat biaya sampai Rp 30 ribu yang biasanya saya pakai beli bensin. Makanya, kami berharap akses jembatan Srepang (Sreseh-Sampang, red) segera selesai biar kami tidak jauh-jauh lagi memutar ketika mau ke Kota Sampang,” ujarnya.
Badrul (60), pengemudi kapal tongkang menyatakan, banyak warga Sreseh yang memilih jalur laut ketika ingin mengunjungi Kota Sampang. Dia mengaku, dalam sehari bisa bolak-balik sampai 5 kali dari Sreseh ke Pangarengan dan sebaliknya.
”Sekali jalan saya bisa membawa 8 sampai 10 motor dan 20 orang penumpang. Saya juga bisa 3 sampai 5 kali PP Sreseh-Pangarengan mengangkut penumpang dalam sehari kalau rame. Mereka memilih menggunakan perahu karena jarak yang di tempuh lebih dekat dan bisa duduk-duduk santai, bahkan tiduran di perahu,” ucapnya. (c2/lum)