MADURANEWS.CO, Sampang- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mohammad Zyn, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kekurangan fasilitas dalam menangani wabah virus Corona atau Covid-19. Bahkan, alat pelindung diri (APD) yang dipakai tim medis Satgas Covid-19 di Kabupaten Sampang untuk menangani pasien dalam pengawawan (PDP) juga tidak memenuhi standard.
Hal tersebut diakui oleh Ketua Tim Ahli Satgas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Sampang dr Abdul Najich. Menurutnya, sampai ini sejumlah peralatan khusus untuk menunjang pelayanan pasien Corona di RSUD Sampang belum maksimal. Beberapa peralatan dan penunjang yang belum dimiliki RSUD Sampang, kata dia, di antaranya radiologi diagnostik yang portabel, ruang isolasi, ketersediaan SDM, APD petugas medis, dan beberapa peralatan penunjang lainnya.
“Memang sesuai standar ada alat khusus yang digunakan untuk pasien PDP virus corona, dan ini tidak tersedia di sini (RSUD Sampang, red),” katanya.
Hal itu juga yang membuat RSUD Mohammad Zyn, Sampang, tidak masuk dalam daftar rumah sakit rujukan penanganan Corona di Madura. “Jadi setelah dilakukan inventarisir oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur kami dinyatakan tidak memadai,” tutur dokter spesialis paru RSUD Sampang tersebut.
Kendati demikian, pihaknya menyiasati kekuragan tersebut dengan melakukan kerja sama dengan rumah sakit di luar Kabupaten Sampang. “Sesuai dengan keputusan provinsi maka untuk Madura dibagi menjadi dua lokasi; Sampang dengan Bangkalan, Sumenep dengan Pamekasan. Untuk titik lokasi di RSUD Bangkalan dan RSUD Pamekasan,” ujarnya.
Ketua Klaster Bidang Kesehatan Dinkes Kabupaten Sampang Asrul Sani menambahkan, APD untuk petugas medis yang khusus untuk melayani pasien corona di Kabupaten Sampang memang terbatas. Menurutnya, saat ini di RSUD Sampang hanya tersedia 10 paket yang terdiri dari hazmat (baju pelindung), masker N95, kacamata pengaman, sarung tangan, dan topi proteksi.
“Saat ini RSUD Sampang ada 10 set APD petugas, tapi kalau di Kantor Dinkes masih cukup,” tuturnya saat dihubungi melalui saluran telepon selluler pribadinya, Rabu (25/3/2020).
Minimnya APD tersebut, kata dia, memang sengaja dibatasi oleh managemen RSUD Sampang karena terbentur dengan biaya pembelian yang cukup mahal, yaitu di kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
“Jadi, selama pasien masih dikategorikan ODR dan ODP, petugas medis bekerja dengan menggunakan alat kesehatan sederhana,” ucapnya.
Hanya saja, pihaknya mengaku terus mempersiapkan semua kebutuhan yang berhubungan dengan Covid-19, mulai dari kesiapan tenaga medis, sarana dan prasarana penunjang lainnya.
“Kalau sewaktu-waktu kami ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan, maka kami harus siap, karena wabah virus corona ini tidak diketahui batas waktunya. Dan sejumlah rumah sakit rujukan mulai penuh,” ungkapnya. (dul/lum)