MADURANEWS.CO, Pamekasan- Nasib nahas menimpa Suparto, warga Desa Sana Laok, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Dia menjadi korban pembacokan di Kelurahan Bugih, Kecamatan Kota Pamekasan, Jum’at (11/02/2022).
Saat itu, Suparto sedang berada di dalam kamar di rumah istri sirinya Eka Prilia di Kelurahan Bugih. Tiba-tiba saja datang dua orang dan langsung melakukan pembacokan terhadap Suparto. Terang saja, Suparto yang tidak dalam posisi siaga langsung roboh setelah mengalami tiga luka akibat sabetan senjata tajam berupa celurit.
Kepada maduranews, Eka Prilia menjelaskan bahwa satu dari dua orang yang melakukan pembacokan tersebut dikenali sebagai mantan suaminya yang telah resmi bercerai dengan dirinya. Menurutnya, dua pelaku yang melakukan pembacokan tersebut dikenali sebagai TQ (inisial), 34, warga Desa Bulangan Barat, Kecamatan Pagantenan; dan Kh (inisial), 33, warga Desa Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Menurut Eka, pembacokan tersebut diduga ada kaitanya dengan kecemburuan pelaku terhadap korban yang telah menikahi dirinya secara siri. Sebab, korban tidak mempunyai masalah apapun dengan pelaku. Padahal, kata Eka, dirinya telah bercerai secara resmi dengan pelaku.
Akibat pembacokan tersebut, lanjut Eka, Suparto langsung dibawa ke rumah sakit Larasati. Karena terlalu parah pendarahannya, korban lalu dirujuk ke RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan. Korban mengalami luka di bawah punggung sebelah kiri, luka di rusuk kanan, dan mengalami luka di bagian lengan sebelah kanan.
“Sepertinya bermotif cemburu mas. Sehingga pelaku membacok korban yang sedang berada di rumah saya,” katanya.
Salah satu tetangga Eka yang namanya enggan disebutkan, menambahkan bahwa pelaku dalam insiden berdarah tersebut memang diduga kuat mantan suami dari Eka. Dia menduga bahwa pelaku masih memiliki rasa cemburu sehingga sampai gelap mata melakukan pembacokan. Padahal, kata dia, status pelaku sudah cerai dengan Eka Prilia.
“Korban dibacok selama tiga kali. Setelah itu, kedua pelaku lari ke arah utara dari tempat kejadian. Pelaku naik sepeda motor Beat berbonceng tiga, ” ungkapnya.
Kasus tersebut sudah dilaporkan ke polisi oleh istri siri korban Eka Prilia.
Peristiwa tersebut menggambarkan betapa putik-putik cemburu yang membuncah bisa membuat pelaku gelap mata sehingga tega menyakiti korban tanpa alasan yang jelas. “Kalau masih cinta jangan ditinggal. Kalau sudah ditinggal janganlah masih menoleh ke belakang. Majulah ke depan tanpa harus saling menyakiti.” Itulah barangkali ungkapan yang pas untuk insiden berdarah tersebut. (hor/mu)