MADURANEWS.CO, Sampang– Kasus pembunuhan, Selasa (09/01/2024) terjadi kepada seorang wanita bernama Siti Maimuna (35), warga dusun Lorpolor, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Omben AKP Budi Nugroho mengatakan, bahwa berdasarkan keterangan saksi yang juga merupakan kakak ipar dari korban. Sekitar jam 03:30 Wib, Saksi dan korban hendak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu yang selanjutnya akan melaksanakan shalat subuh.
Lebih lanjut, Bersamaan dengan itu menurut dia seorang yang tidak dikenal tiba-tiba masuk dari pintu samping rumahnya menuju kamar korban, yang kemudian terjadi keributan di kamar korban. Mendengar keributan terjadi di kamar korban, saudara dari korban Rikman terbangun menuju kamar korban. Namun naas, saat Rikman sampai dikamar korban, korban telah ditemukan bersimbah darah.
“Korban dievakuasi oleh warga ke Puskesmas Omben untuk dilakukan perawatan tapi karena diakibatkan banyak kehabisan darah sehingga korban dinyatakan meninggal dunia di Puskesmas Omben,” katanya.
Budi kemudian juga menuturkan, kalau korban mengalami beberapa luka di sekujur tubuhnya. Diantaranya, Luka robek dilengan kanan, luka robek di paha kanan, luka robek di lutut bagian belakang, luka robek di pergelangan tangan kiri, luka robek di betis kiri bagian depan tembus samping belakang, dan luka robek pada paha belakang.
“Korban mengalami kehabisan darah diakibatkan oleh urat nadi ditangan yang terputus sehingga Meninggal dunia,” tuturnya.
Sementara disisi lain, Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Zyn Sampang, Amin Jakfar Sadik menyampaikan, kalau pihaknya belum sempat melakukan penanganan terhadap korban. Karena korban ketika di bawa ke RSUD dr Mohammad Zyn kondisinya sudah meninggal dan sudah mendapatkan penanganan visum dari Puskesmas Omben.
Masalah tindak lanjut penanganan korban, Amin mengaku kalau pihaknya menunggu keputusan dari keluarga. Keluarga mau korban diotopsi atau hanya visum luar. Ia juga mengaku kalau keluarga korban ingin diotopsi, pihaknya menganjurkan untuk dibawa ke Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Karena menurut amin pihaknya tidak memiliki dokter ahli Forensik.
“Untuk permintaan otopsi itu tergantung dari pihak kepolisian. Karena kepolisian yang memfasilitasi, dan prosesnya itu lama,” tukasnya. (san)