MADURANEWS.CO, Sampang– Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengatakan kalau Rencana relokasi pedagang di kios Blok C Pasar Srimangunan Kota Bahari ke Pasar Margalela adalah suatu upaya pihaknya bagaimana menjadikan Pasar Srimangunan sebagaimana pasar Grosir di Surabaya.
Selain itu, rencana relokasi pedagang yang mayoritas berdagang ikan dan sayuran tersebut adalah bagaimana pihaknya memisahkan antara pedagang yang berdagang bahan basah dengan bahan kering.
“Sesuai dengan konsep dari pemerintah daerah bahwa pasar itu harus di pisah antara pedagang basahan dengan pasar kering,” katanya.
Chairijah juga menegaskan kalau relokasi tersebut hanya untuk pedagang ikan dan sayuran saja. Hal itu menurut dia untuk menjadikan pasar Srimangunan itu sebagai pasar modern di Sampang.
Lebih lanjut, Ia juga menuturkan kalau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, sudah matang dalam mengkaji daripada relokasi tersebut. Sehingga kemungkinan-kemungkinan yang ditakutkan oleh para pedagang yang selama ini takut dagangannya sepi pembeli dan pelanggan berkurang, hal itu menurutnya tidak akan terjadi. Karena pihaknya meyakini kalau dengan adanya relokasi itu pedagang akan tertata dengan baik, rapi, dan bersih. Sehingga pembeli dan pelanggan akan lebih betah di tempat yang baru daripada yang di pasar Srimangunan.
“Kita ketahui bersama kalau selama ini kondisi Pasar Srimangunan campur aduk antara pedagang kain, pakaian, sepatu serta sandal itu jadi satu dengan pedagang ikan dan sayur maupun dagangan lainnya. Kami ingin sekarang, Pasar Srimangunan Sampang ini agak seperti pusat grosir surabaya (PGS dan Pasar Turi Surabaya, red),” ungkapnya.
Kemudian Choirijah mengungkapkan, selain untuk penataan pedagang bahan basah dan kering, dan juga menjadikan pasar Srimangunan sebagai pasar modern. Ia juga menilai kelebihan kapasitas dan Overload pasar Srimangunan yang pada tahun 2005 sebanyak 385 pedagang yang bertambah menjadi 674 pedagang. Hal itulah menurutnya yang juga menjadi faktor perelokasian tersebut.
“Bagaimana, apakah over load ini pernah terpikirkan oleh mereka yang berdampak pada sepinya pembeli akibat terlalu banyaknya para pedagang di blok C?” tukasnya. (san)