MADURANEWS.CO, Sampang– Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag), mengungkap bahwa rendahnya capaian Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) dari sektor pasar pada triwulan pertama tahun 2025 dikarenakan penunjang pada sektor tersebut sudah banyak yang tidak beroperasi lagi.
Kepala Diskopindag Sampang, Choirijah mengatakan, bahwa capaian PAD pasar triwulan pertama masih bertengger diangka Rp 650 juta. Capaian itu menurut dia masih rendah, karena pedagang di pasar masih banyak yang nyicil dari sewa los dan kiosnya. Namun mereka disitu kalau sudah akhir tahun nanti diwajibkan untuk lunas.
“Capaian PAD itu termasuk sewa Kios dan Los yang tahunan dari semua pasar yang ada di Sampang,” katanya, Kamis (16/04/2025).
Choi mengungkapkan, kalau target sektor pasar yang dibebankan ke instansinya tahun ini sebesar Rp 6 M. Namun ia menilai kalau target tersebut tidak sesuai dengan potensi yang ada. Karena potensi PAD dari sektor pasar itu menurut dia idealnya Rp 4,5 – Rp 5 M. Hal itu disebabkan pasar sapi di Sampang sudah tidak bisa dicadangkan. Karena pendapatan dari pasar sapi sudah Nol atau tidak ada pemasukan sama sekali ke PAD. Hal itu dikarenakan pasar sapi semua sudah tutup, dan paling kalau ada 4-5 ekor saja.
“Kalau 5 Miliar itu kita Losingnya 20 sekian persen misalnya kan tarif 4 setengah, kenapa? Karena sapi tidak bisa dicadangkan disaat PMK kemarin dari Januari-Februari kemarin,” tuturnya.
Menurut dia, Sapi sebenarnya sangat menunjang pada PAD pasar karena untuk pelataran Rp 12 ribu perekor. Sementara sekarang di pasar Kedungdung Diskopindag sudah tidak mempunyai pasar sapi karena lokasinya sudah tidak memungkinkan dan mengundang kemacetan. Kemudian pasar Bringkoning di Banyuates sudah berhenti beroperasi dan sudah cukup lama berhentinya, pasar Tambelangan pindah ke pasar Blega Bangkalan, pasar Karangpenang pindah ke pasar Proppo Pamekasan.
“Kita hampir tidak punya pasar sapi di Sampang. Karena pasar sapinya tinggal di Aeng Sareh, Omben, Batulenger, dan Ketapang,” tukasnya. (san)