Kesejahteraan Guru Madin Belum Terkaver Kemenag

MADURANEWS.CO, Sampang- Guru Madrasah Diniyah (Madin) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menilai pentingnya perhatian Kementerian Agama (Kemenag) tentang kesejahteraan mereka. 

Salah satu guru Madin di kecamatan sreseh,  Mohammad Shafa mengatakan, dia mengajar di Madin itu lebih ke pengabdian. Hal itu menurutnya karena bentuk gajinya hanya mengandalkan dari SPP dan dari Sekolah saja. Kedepannya dia menilai sangat penting perhatian dari pihak terkait,  terutama Kemenag Kota Bahari untuk kesejahteraan guru Madin. Karena menurut Shafa mereka juga ikut ambil bagian dalam membantu negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,.  Sehingga dia menilai kemenag juga harus lebih serius memperhatikan Nasib Guru Madin.

“Kalau dari sekolahan itu ada, sebesar 12 ribu tiap kali masuk, dan selain dari luar sekolahan tidak ada,” katanya. 

Disisi lain,  Kasi Kesejahteraan Yayasan Bina Madura Mandiri, Tajul Mafachir menyampaikan jam kerja guru Madin itu 26 hari dalam sebulan yang masuknya siang dengan cuaca yang panas dan pulang sore menjelang malam. Dan mereka lebih mengedepankan pengabdiannya daripada yang lain. Dia juga menilai guru Madin ini lebih ekstra ngajarnya bila dibandingkan dengan pendidikan yang lain, dengan kondisi lembaga yang belum jelas keuangannya, dan mereka masih harus mengajar dengan mempraktekkan tata cara shalat,  wudhu’ dan lain-lain. 

“Mau dibilang layak, harus dipaksa layak.  Karena tidak ada yang menerima sampe 500 ribu  dalam sebulan,  kerjanya tiap hari dan hanya libur hari jumat,” tuturnya.

Untuk sumber gaji guru di madrasahnya, dia mengungkapkan kalau itu di Ambilkan dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)  siswa yang tiap bulannya hanya 10 ribu tiap bulannya. Uang SPP tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk guru saja, namun kebutuhan proses belajar mengajar seperti papan, kapur tulis dan lain-lain. 

“Sumber utama honor ya mereka diambilkan dari SPP. Itupun kalau sisanya 150 masih harus dibagi jumlah guru dan juga kebutuhan sarana di madrasah.  Dan harus pandai-pandai madrasah untuk mencari uang untuk guru itu,” ungkapnya. 

Saat disinggung pentingnya perhatian dari kemenag, Tajul menuturkan kalau itu suatu hal yang memang diperlukan oleh semua guru Madin. Selain dari kesejahteraan tenaga pengajar dan pendidiknya, kurikulum suatu Madin itu juga perlu.

“Penting, karena di Diniyah itu lebih mengutamakan akhlak.  Selain diperhatikan uang lelah guru dan pendidiknya,  kurikulumnya kalau bisa juga sambil di pantau dan disesuaikan dengan wilayah masing-masing,” puncaknya. (san) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *