SMA-SMK di Kabupaten Sampang Minim Guru PNS, Ini Kata Kepala Cabang Disdik Jatim

MADURANEWS.CO, Sampang- Guru dengan status pegawai negeri sipil (PNS) di SMA-SMK di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terbilang cukup minim. Hampir semua SMA-SMK yang tersebar di Kabupaten Sampang mengalami kekurangan guru PNS.

Berdasarkan data Neraca Pendidikan Daerah Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) wilayah Sampang TA 2020, jumlah guru PNS di SMA se-Kabupaten Sampang sebanyak 249. Dan, jumlah guru PNS di tingkat SMK se-Kabupaten Sampang sebanyak 125 orang. Adapun jumlah lembaga SMA se-Kabupaten Sampang sebanyak 80 sekolah dan SMK sebanyak 82 sekolah.

Kepala Cabang Disdik Jatim wilayah Sampang Ali Afandi mengatakan, jumlah guru yang sudah PNS di tingkat SMA ataupun SMK belum memenuhi kata cukup. Maka itu, pihaknya berjanji akan terus berusaha untuk mencukupi sekolah-sekolah yang guru PNS-nya belum terpenuhi.

“Kalau untuk yang sekolah negeri itu memang belum mencukupi, masih belum mencukupi saya katakan belum mencukupi. Jadi, kebutuhan sekolah itu memang belum mencukupi masih ada yang kurang-kurang. Tapi tetap kita berusaha, satu, kemarin dengan adanya PPPK itu sudah mulai sedikit menambah tetapi masih ada yang kurang-kurang,” katanya.

Dia juga mengungkapkan bahwa keterpenuhan guru yang sudah PNS itu belum seperti yang diharapkan. Afandi berharap dengan adanya program PPPK, kebutuhan guru-guru di setiap sekolah dapat tercapai seperti apa yang diinginkan. 

“Memang belum bisa seideal yang diharapkan tetapi mulai menambah dengan adanya PPPK. Semoga tahun ini itu bisa tercukupi semuanya dengan adanya kebutuhan-kebutuhan guru bisa dari PPPK itu bisa tercukupi,” tambahnya.

Selain itu, dia menuturkan bahwa kualifikasi guru tingkat SMA dan SMK di Sampang hampir semua sudah lulusan S1. Namun dia tidak menampik kalau ada beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya.

“Rata-rata S1, paling besar sudah S1. Hampir 100 persen sudah S1 yang di negeri. Kalau di swasta ini masih sekitar 70-an sampai 80-an persen yang S1. Ada juga jurusannya yang belum sesuai. Tidak linier, misalnya gini dia harus ngajar matematika ternyata dia bukan jurusan matematika tapi jurusan dari fisika. Dia biasanya ngajar IPS,” pungkasnya.

Sekedar informasi, berdasarkan data Neraca Pendidikan Daerah tahun 2020, kualifikasi guru tingkat SMA yang lulusan S1 sebesar 96,6 persen sedangkan 3,4 persennya belum S1. Sementara guru di SMK yang lulusan S1 sebesar 95,9 persen, sisanya 4,1 persen belum strata satu. (raf/lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *