MADURANEWS.CO, Sampang– Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Triwulan pertama tahun 2024 Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dari sektor Parkir Khusus masih belum mencapai 25 persen dari target.
Kabid angkutan darat Dishub Sampang, Heri Budiyanto mengatakan, bahwa secara keseluruhan PAD dari tempat parkir khusus seperti di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), dan Mall Pelayanan Publik (MPP) yang baru dikelola pihaknya belum diketahui jumlah secara total di triwulan pertama tahun 2024. Hal tersebut disebabkan karena baru sekitar satu bulan dua tempat tersebut di kelola pihaknya.
“Sementara ini untuk capaian dari lokasi parkir yang baru belum terkumpul. Karena dilokasi tersebut baru mulai diberlakukan mulai awal bulan April ini,” katanya kepada maduranews, Selasa (30/04/2024).
Baru dimulainya pengelolaan area baru parkir itu menurut heri karena kajian potensi yang dilakukan baru selesai diakhir bulan Maret. Sedangkan kalau untuk yang dipasar srimangunan yang juga baru dikelola pihaknya potensinya itu lumayan. Karena setiap harinya pendapatannya mencapai satu juta lebih.
“Untuk kajian potensi untuk wilayah parkir baru itu mulai sejak awal februari sampai Maret kemarin. Hal itu karena kita masih menunggu pengajuan dari Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan,” ungkapnya.
Sementara Kasi Lalu Lintas Jalan dishub Sampang, Khotibul Umam menyampaikan, kalau capaian PAD sektor parkir khusus di triwulan pertama tahun 2024 ini masih berada dibawah 25 persen dari target. Capaian tersebut meliputi parkir khusus di pasar Srimangunan, pasar Rongtengah, pasar Sore, Gor Indor, Mall Pelayanan Publik, pasar hewan, pasar Camplong, terminal Ketapang, pasar Banyuates, dan Dispendukcapil.
“Untuk parkır khusus ini capaiannya 23,4 persen. Nominal uangnya sebesar Rp 242.044.000,” ujarnya.
Untuk Dispendukcapil dan Mall Pelayanan yang merupakan area parkir baru, menurut Khotib masing-masing lokasi pemasukan ke PAD-nya sebesar Rp 400.000 setiap bulannya. Sedangkan di kajian potensi yang dilakukan pihaknya sebetulnya bisa mencapai Rp 1.000.000. Namun menurut dia orang itu fleksibel untuk kesananya. Jadi pelayanan parkir yang disana itu tidak semua kendaraan ditarik. Yang diantaranya, kepala desa, Pj kepala desa, hal itu karena mereka tidak mau membayar.
“Jadi orang umum saja yang mereka kasih, dan saya berdasarkan karcıs yang mereka kasih,” tuturnya.
Sedangkan pasar Srimangunan di triwulan pertama tahun ini baru menyumbang PAD Rp 215.018.000. Dan area parkir pasar tersebut menurut dia baru dikelola pihaknya sejak tanggal 4 Januari lalu, dan setorannya itu setiap hari ke pihaknya. Karena sebelumnya PAD sektor parkir di pasar itu dikelola oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag).
Dia juga mengungkapkan kalau Juru Parkir yang ada di pasar Srimangunan adalah anggota pihaknya, yang bayarannya kecil, yakni Rp 500.000 setiap bulannya. Menurutnya, mereka harus bekerja satu hari nonstop, satu minggu dengan resiko kendaraan hilang mereka harus tanggung.
“Kalau untuk setoran rata-ratanya ini bisa Rp 1.700.000 – Rp 1.800.000, setiap harinya fleksibel, dan sama dengan yang lain parkir ditepi jalan umum. Kita kan menghitung karcis ya, berapa karcis yang laku maka itu yang harus disetor sama mereka,” pungkasnya. (san)