MADURANEWS.CO, Pamekasan– Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar pelatihan elektronika di Pondok Pesantren (PP) Sabilul Muttaqien, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pesertanya adalah para santri pondok pesantren yang terletak di Desa Buddagan, Kecamatan Pademawu itu.
Pelatihan dengan tema Pelatihan Servis Reparasi Alat Elektronika Sebagai Pembekalan Keterampilan Masyarakat Pesantren dalam Dunia Wirausaha, itu dilaksanakan mulai dari 9 Agustus 2024 hingga 9 Desember 2024. Dalam kegiatan ini, tim dari UTM terdiri dari 3 dosen dan 5 mahasiswa.
Sebagai ketua tim, Achmad Ubaidillah mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat pesantren yang mungkin selama ini dipandang sebelah mata dalam menyediakan tenaga-tenaga terampil dan berkompeten di dunia kerja.
“Masyarakat pesantren harus menjadi manusia yang unggul dan berkompeten guna menopang pembangunan di era ini. Masyarakat pesantren sudah mempunyai modal utama dalam pendidikan karakter, tinggal sekarang ditambah dengan pembekalan keterampilan hard skill,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam beberapa rangkaian kegiatan, mulai dari pelatihan pengenalan komponen elektronika, pelatihan pengukuran besaran elektrik, pelatihan reparasi kipas angin, pelatihan reparasi rice cooker, pelatihan reparasi setrika listrik, pelatihan reparasi speaker active, hingga pelatihan iklanisasi secara online.
Hingga berita ini dibuat, sudah ada 2 jenis pelatihan yang terlaksana, yaitu pengenalan komponen elektronika serta pelatihan pengukuran besaran elektrik. Kedua pelatihan tersebut merupakan dasar dari pelatihan-pelatihan berikutnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Sabilul Muttaqien, Kyai Achmad Fatihul Huda menyambut baik program pelatihan kewirausahaan tersebut. “Kami berharap mahasiswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang lain atau lebih dari sekedar pelatihan-pelatihan yang diagendakan, toh anak-anak (mahasiswa) di sini masih sampai bulan Desamber,” ujarnya.
Kyai Fatih juga sangat berharap agar program tersebut tidak hanya berhenti dan selesai pada Desember tahun 2024 saja, melainkan bisa dilanjutkan dengan program-program yang bisa berjalan secara berkesinambungan untuk tahun-tahun yang akan datang.
“Jika perlu (dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan) dari berbagai macam bidang yang bisa menambah keilmuan dan keterampilan para santri,” harapnya. (tim/lum)