Tahun Ini, 95 Desa di Sampang Terdampak Kekeringan

MADURANEWS.CO, Sampang– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa anggaran dropping air bersih untuk Desa-desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2024 lalu.

Kepala Pelaksana (Kalaksa ) BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman mengungkapkan, bahwa banyak desa di 14 Kecamatan yang ada di Kota Bahari, musim kemarau tahun ini mengalami kekeringan. Dengan rincian 77 desa di 10 Kecamatan kering kritis, 6 desa di 2 kecamatan kering langka, dan 12 desa di 3 Kecamatan kering langka terbatas.

“Jumlah desa 95 desa yang mengalami kekeringan dari 14 kecamatan,” ungkapnya kepada maduranews, Selasa (09/09/2025).

Dari seluruh Kecamatan di Kota Bahari, menurut Fajar hanya ada dua Kecamatan yang Desanya tidak berdampak kering kritis. Dua Kecamatan tersebut adalah dua Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan, yakni Kecamatan Tambelangan, dan Kecamatan Jrengik.

“Dua kecamatan yang dikecualikan dari kering kritis ini Kecamatan Jrengik, dan Kecamatan Tambelangan,” ujarnya.

Sampai saat ini BPBD Sampang belum melakukan dropping air bersih ke Desa-desa yang mengalami kekeringan. Hal itu menurut Fajar dikarenakan BPBD Sampang masih menunggu pengesahan dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) atau perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.

“Ini masuk Perubahan Anggaran Keuangan. Jadi masih menunggu pengesahan PAK-nya,” tuturnya.

Sementara untuk jumlah anggaran yang BPBD Sampang dapatkan untuk dropping air bersih tahun 2025 ini hanya sebesar Rp 75 juta. Dan diperkirakan dengan anggaran tersebut, 95 desa yang mengalami kekeringan hanya akan mendapatkan dropping air sebanyak 2 – 3 tangki saja.

“Dengan anggaran Rp 75 juta, diperkirakan tiap desa bisa mendapatkan 2-3 tangki dropping air,” katanya.

Menurut Fajar, dengan musim kemarau yang lebih pendek, tahun 2025 ini anggaran dropping air bersih di Kota Bahari lebih kecil bila dibanding dengan tahun 2024 lalu. Karena anggaran pada tahun lalu mencapai Rp 150 juta.

“Lebih kecil sekrang karena tahun ini lebih pendek musim kemaraunya,” tukasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *