MADURANEWS.CO, Sampang– Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan Permukiman (DLH Perkim) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengaku akan kelabakan dalam penanganan sampah yang dihasilkan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala DLH Perkim Sampang, Faisol Ansori mengatakan, pengelolaan sampah MBG sepenuhnya harus dikelola dapur. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Menurut dia, jenis dan varian sampah MBG kebanyakan berupa sisa makanan, sisa sayur, dan sisa kemasan. Sampah jenis tersebut bisa diolah. Yang organik dimanfaatkan buat pupuk kompos, atau dipakai pakan ternak. Sedangkan sampah berupa kardus bernilai ekonomis yang bisa dijual kembali.
“Harapan kami dengan semakin banyaknya dapur MBG sedapat mungkin menekan resiko terbawa kesana. Artinya, betul-betul di kelola secara mandiri di dapur,” katanya kepada Maduranews, Rabu (08/10/2025).
Faisol tidak menampik, instansinya memang harus memberikan perhatian lebih terhadap dapur-dapur MBG yang sudah beroperasi di Kabupaten berjuluk Kota Bahari itu. Perhatian itu bisa berupa edukasi pengelolaan sampah, terutama yang organik.
“Kami memang harus melakukan pendampingan berbentuk sosialisasi tata cara pengelolaan sampah, begitu juga cara membuat pupuk kompos,” tuturnya.
Faisol mengungkapkan, instansinya melayani sampah masyarakat di daerah kota saja sudah berat. Apalagi harus melayani sampah dapur-dapur MBG yang jauh dari perkotaan. Karena menurut dia instansi yang dirinya pimpin masih keterbatasan armada, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga mau tidak mau pengelolaan sampah MBG harus dikelola pihak dapurnya masing-masing.
“Tapi kalau semuanya dipasrahkan ke kami, nanti kami yang akan kelabakan. Termasuk TPA kami tidak akan mampu menampung sampah yang ada, dan juga akan cepat penuh,” pungkasnya. (san)