MADURANEWS.CO, Sampang- Lahan persawahan warga Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur diserang hama tikus. Akibatnya, tanaman pangan milik warga menjadi rusak akibat dimakan hama pengerat itu.
Muis (40), salah satu petani Sreseh mengatakan, serangan hama tikus tersebut cukup membuat kacau balau tanaman pangan milik petani. Sebab, hingga saat ini para petani di Sreseh masih belum menemukan cara yang jitu untuk mengatasinya.
“Kita kebingungan untuk menangani hama ini. Dikasih obat pembasmi mati satu, (tapi setelah itu) malah semakin banyak,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Menurutnya, para petani sudah mencoba berbagai cara untuk membasmi hama tikus tersebut. “Segala cara dilakukan untuk mengurangi dan membasmi hama tikus ini, namun sampai saat ini belum ada cara yang tepat untuk penanganan tersebut,” tuturnya. Akibat banyaknya hama tikus tersebut menyebabkan penurunan pendapatan petani.
Rifqi Nafi, petugas UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemprov Jawa Timur mengungkapkan bahwa Kecamatan Sreseh memang masuk peringkat tiga terbanyak serangan hama tikus terhadap tanaman. Maka itu, Kecamatan Sreseh menjadi atensi pengadaan pelatihan penanganan hama tikus.
“Kecamatan Sreseh ada di peringkat nomor 3 setelah Kecamatan Jrengik dan Banyuates yang pertaniannya banyak (diserang) hama tikus,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya mendatangi Kecamatan Sreseh dalam rangka berbagi cara penanganan hama tikus. “Pembuatan rumah burung hantu (Rubuha) adalah (salah satu) cara membasmi hama tikus dengan cara kembali ke alam,” tuturnya usai menjadi nara sumber dalam pelatihan penangan hama tikus di Kecamatan Sreseh.
Kepala BPP Kecamatan Sreseh Parmuji menjelaskan, cara penanganan hama tikus dengan Rubuha tersebut telah disetujui oleh Bupati Sampang H Slamet Junaidi. “Program rumah burung hantu ini sudah disetujui oleh Bupati Sampang. Penanganan hama tikus dengan rumah burung hantu ini merupakan penanganan dengan alam,” jelasnya. (c2/lum)