MADURANEWS.CO, Sampang- Upaya untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini merebak tampaknya akan memakan waktu panjang. Sebab, hingga saat ini belum ada obat yang mujarab untuk mengatasi birus yang menyerang hewan ternak itu.
Vaksin yang selama ini disuntikkan oleh pemerintah belum berdampak positif terhadap imunitas hewan ternak warga. Akibatnya, masyarakat merasa perlu adanya pendampingan dari instansi pemerintah terkait. Hanya saja, hingga saat ini belum ada upaya pendampingan di tingkat bawah dari pihak pemerintah.
M Muni (50), salah satu warga Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, mengaku bingung menghadapi wabah PMK yang belum jelas solusinya tersebut. Dia mengaku bahwa hewan ternaknya mayoritas sudah terpapar PMK.”Saya bingung untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku ini. Sembilan sapi peliharaan saya hampir keseluruhan terpapar semua,” katanya, Senin (11/7/2022).
Sejauh ini, jelas dia, obat yang disuntikkan oleh petugas pemerintah belum menunjukkan hasil yang positif. “Saya sudah memanggil mantri hewan untuk membantu menangani sapi-sapi yang sakit. Dua sapi saya yang sakit sudah di suntik oleh mantri hewan namun tidak ada perubahan juga (belum sembuh, red),” tuturnya.
Oleh karena itu, dia berharap adanya pendampingan sehingga warga tidak panik. “Harapan saya ada pendampingan dari pihak terkait dan memberikan edukasi kepada kami tentang perawatan sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku,” harapnya.
Parmuji, koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sreseh mengaku masih belum menemukan ramuan obat yang pas untuk melakukan pendampingan PMK di tingkat bawah.”Sementara ini kita juga bingung yang mau melakukan pendampingan karena belum ada obat yang tepat untuk mengatasi PMK tersebut,” ucapnya.
Malah dia mengimbau masyarakat agar memberikan obat-obatan tradisional seperti jamu-jamuan dari rempah-rempah untuk meningkatkan kekebalan tubuh hewan ternaknya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Kabupaten Sampang AR Hakim mengaku akan menurunkan petugas medis hewan berdasarkan laporan masyarakat.”Petugas melayani peternak-peternak yang melapor ke kami. Petugas akan mendatangi peternak yang melaporkan sapinya yang sakit,” ujarnya.
Sementara untuk stok obat PMK, Hakim mengaku telah melakukan pemesanan. Saat ini pihaknya masih menunggu pesanan itu untuk didistribusikan kepada para peternak.
“Mengenai obat-obatan kami sudah pesan sejak bulan kemarin. Minggu ini atau paling lambat minggu depan sudah distribusikan ke teman-teman,” akunya. (c2/lum)