MADURANEWS.CO, Sampang– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa daerah Kering Kritis di Kabupaten berjuluk Kota Bahari itu mengalami Penambahan dari tahun 2023 lalu.
Kepala BPBD Sampang, Chandra Ramadhani Amin mengatakan, kalau kategori kekeringan itu ada 3. Diantaranya, kering Kritis yang mana jarak antara penduduk ke sumber mata air sejauh lebih 3 Km. Kering Langka, jarak penduduk ke sumber mata air mulai dari 500 meter – 3 Km. Sedangkan untuk kering langka terbatas yaitu jarak penduduk ke sumber mata air mulai dari 100 – 500 meter.
“Kategori kering itu ada 3. Yaitu, Kering Kritis, Kering Langka, Kering Langka Terbatas,” katanya kepada maduranews, Rabu (03/07/2024).
Untuk pemetaan kering Kritis di Kota Bahari, menurut Chandra sudah dilakukan dengan menerima masukan-masukan jumlah desa mana saja yang masuk daerah kering Kritis dari tiap kecamatan yang ada di Sampang. Dan sekarang data tersebut sudah dalam proses Surat Keputusan (SK) Bupati.
Lebih lanjut, karena masalah SK tersebut menurut dia adalah Bagian Hukum Sekretariat Daerah (Setda) yang menangani. Dan jika nanti SK itu selesai, maka jumlah desa yang masuk kategori kering Kritis itu dapat dibandingkan antara jumlah yang tahun 2023 dengan tahun 2024. Chandra juga menuturkan, kalau jumlah desa yang masuk kategori daerah kering kritis tahun ini mengalami kenaikan dari tahun 2023 lalu.
“Proses pemetaannya sudah selesai yang dari semua kecamatan, dan itu nanti jadi SK. SK sendiri saat ini masih ada di Bupati, tepatnya dibagian hukum,” tutur Chandra.
Chandra menjelaskan, bahwa pasca adanya SK itu nanti akan diajukan ke Provinsi, karena provinsi yang meminta. Kaitannya kenapa? Karena menurut dia Pemda Kabupaten Sampang memiliki anggaran yang terbatas.
Sedangkan untuk pengajuannya sendiri dapat dipastikan kalau bulan ini sudah diajukan. Sementara saat disinggung jumlah anggaran yang akan diajukan, Chandra enggan menjawab. Namun menurut dia kalau mengaca pada tahun kemarin itu sebesar Rp 200 juta. Dan jumlah tersebut untuk 62 desa yang masuk daerah kering kritis.
“Sehingga SK itu menjadi dokumen dasar untuk melakukan permintaan ke provinsi,” ujarnya.
Ia kemudian mengungkapkan, bahwa Desa atau daerah kering kritis di Kota Bahari tahun ini mengalami penambahan sebanyak 4 desa dari tahun 2023. Sementara untuk daerah kering langka, dan kering langka terbatas berkurang. Namun untuk jumlah berkurangnya Ia tidak menyebutkan.
Untuk jumlah daerah kering kritis di kecamatan Sreseh tahun 2024 masih tetap, yaitu 12 desa. Yang nambah menurut Chandra itu terjadi di kecamatan Kedungdung, yakni dari 13 desa menjadi 15 desa, kecamatan Karangpenang dari 4 desa menjadi 7 desa, dan kecamatan Tambelangan dari 6 desa menjadi 10 desa di tahun 2024 ini.
“Kalau untuk yang Kritis awalnya ada 62 desa, dan sekarang sebanyak 66 desa. Cuma kadang dusunnya itu berkurang, dengan adanya pengeboran atau yang lainnya,” pungkasnya. (san)