MADURANEWS.CO, Sampang– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, telah memetakan Wilayah-wilayah mana saja di Kota Bahari yang akan terdampak kekeringan di musim kemarau tahun 2023.
Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang, Mohammad Imam mengatakan, bahwa pihaknya telah mengajukan surat ke semua kecamatan yang ada di Kota Bahari, untuk mengetahui desa mana saja yang berpotensi terdampak kekeringan dimusim kemarau ini.
“Yang jelas kemarin setelah ada pendataan, kami mengajukan surat ke kecamatan se-Kabupaten Sampang. Jadi kategori kering itu kan ada 3, ada kering kritis, ada kering langka, dan kering langka terbatas,” katanya kepada maduranews, saat dihubungi via celulernya.
Sedangkan untuk daerah kering kritis, menurut imam tahun 2023 ini mengalami penurunan dari tahun 2022 lalu. Dari 14 kecamatan itu ada 10 kecamatan yang masuk daerah kering kritis, misalnya kecamatan Jrengik, Omben, Camplong dan Ketapang. Namun, penurunan tersebut masih jauh dari kata banyak. Karena baru ada 1 desa saja tahun ini yang tidak masuk daerah kering kritis dari 10 kecamatan tersebut. Dari 63 desa ditahun 2022 lalu menjadi 62 desa ditahun 2023. 62 desa itulah menurut imam yang harus dibantu dengan droping air.
“Jadi yang kering kritis itu terjadi penurunan dari tahun kemarin 2022 ada 63 desa, sekarang terjadi penurunan menjadi 62 desa dari 10 kecamatan,” tuturnya
Imam kemudian mengungkapkan, bahwa data daerah mana saja yang masuk daerah kering kritis, itu sudah pihaknya ajukan ke BPBD Provinsi untuk dapat di droping air nantinya. Sedangkan untuk besaran anggaran yang diajukan, ia tidak menyebutkan berapa nominalnya, dan hanya menyampaikan kalau dalam pengajuan tersebut pihaknya harus menyesuaikan dengan harga air yang dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Iya, yang jelas langkah kita hanya droping air. Droping air kita dalam tahap pengajuan ke BPBD Provinsi,” pungkasnya. (san)