MADURANEWS.CO, Sampang– Sekelompok pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Revolusi (GPR), Jum’at (10/10/2025), menggeruduk Kantor Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman (DLH Perkim) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Korlap aksi, Afrizal dalam siaran persnya mengatakan, kedatangan pihaknya ke DLH Perkim Sampang karena menilai DLH Perkim lakukan diskriminasi dalam implementasi Perbup 59 tahun 2023 tentang pengelolaan Alun-alun Trunojoyo Sampang.
“Sikap diskriminasi DLH Perkim Sampang dalam mengelola perizinan lahan dan gagasan yang harusnya dapat divisualisasi di Alun-Alun Trunojoyo justru tebang pilih,” katanya.
Kepala DLH Perkim Sampang, Falsol Ansori membantah pihaknya melakukan diskriminasi ke kelompok-kelompok yang ingin menggunakan alun-alun Trunojoyo. Termasuk izin masa aksi yang Ingin memakai alun-alun kebanggaan masyarakat Sampang itu sebagai tempat kegiatan Expo atau pameran. Ia juga mengaku memahami apa yang disampaikan masa aksi, yang kedepannya akan pihaknya lakukan perbaikan-perbaikan.
“Tidak ada, dan tidak pernah kami mendiskreditkan pihak-pihak lain. Karena kami melayani semua,” ujarnya.
Menurut Faisol, Pasca acara yang jelas akan banyak kerusakan. Makanya Ia mengarahkan masa aksi itu ke GOR indor yang posisinya lebih aman. Artinya, kegiatan yang akan mereka selenggerakan akan berdampak pada fasilitas yang ada di alun-alun Trunojoyo sendiri. Sebagaimana yang terjadi pada acara yang sebelumnya pernah dilaksanakan oleh pihak lain.
Lebih lanjut, Faisol mengaku kalau instansi yang dirinya pimpin mau dikatakan punya wewenang penuh terhadap perizinan pemakaian alun-alun Trunojoyo menurut dia tidak. Kecuali pemakaian itu hanya satu atau dua hari yang bisa pihaknya eksekusi langsung. Tetapi kalau seminggu atau 10 hari itu dirinya masih harus nanya ke pimpinannya yakni Bupati. Karena kalau dirinya memberikan dalam kurun waktu yang lama, dan Bupati menegur dan mempertanyakan siapa yang memberi izin, maka dirinya lah menurut dia yang akan kena tegur.
“Yang jelas itu pagar, tanaman-tanaman banyak yang patah ketika terinjak-injak. Hal itu yang menjadi pertimbangan kami,” tukasnya. (san)