MADURANEWS.CO, Sampang– Meskipun produksi garam di Kabupaten Sampang cukup bagus, Dinas Perikanan (Diskan) setempat mengungkap kalau harga garam di petani belum stabil, karena masih bisa naik, bisa tetap, dan bahkan masih bisa turun.
Kabid Perikanan dan Budidaya Diskan Sampang, Moh. Mahfud mengungkapkan, bahwa meskipun diawal-awal produksi garam di Kabupaten berjuluk Kota Bahari itu masih terganggu dengan adanya hujan, namun itu tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi. Karena produksi garam di Sampang sampai saat ini masih cukup bagus.
“Alhamdulillah baik meskipun di awal terganggu hujan,” katanya kepada maduranews, Kamis (05/09/2024).
Meskipun tahun kemarin Kota Bahari menjadi daerah produsen garam tertinggi di Jatim, menurut Mahfud target produksi tahun ini masih cukup tinggi. Meskipun target tersebut masih dibawah total produksi tahun lalu yang sebanyak 326.913 ton.
“Iya. Untuk target produksi garam tahun ini sebanyak 300.000 ton,” ungkap Mahfud.
Sementara untuk harga garam, Mahfud mengklaim kalau ada sedikit kenaikan disetiap saknya. Meskipun ia tidak menyebutkan secara spesifik kenaikannya berapa. Namun, Ia menuturkan kalau harga garam di petani satu saknya berkisar Rp 45.000 – 50.000 dengan berat isi sekitar 80 – 85 Kg.
“Ada sedikit kenaikan. Di petambak, garam KW1 harganya Rp 45.000 – 50.000 persak,” tuturnya.
Saat disinggung penyebab harga garam di petani yang hanya sekitar Rp 50 ribuan, Mahfud tidak bisa memastikan apakah harga tersebut akan bertahan, turun atau naik. Karena menurut dia, harga garam itu tergantung proses penentuan harga melalui penawaran dan permintaan.
“Tergantung Mekanisme pasar. Bisa naik, tetap atau turun tergantung situasi di pasar,” pungkasnya. (san)