PMK Merebak, Warga Resah

MADURANEWS.CO, Sampang- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) semakin merajalela di Kanupaten Sampang. Banyak sapi ternak warga yang mati karena terjangkit virus PMK.
Kondisi tersebut membuat warga resah. Salah satunya dialami oleh Wahed (35), warga Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dia mengaku, sapi ternaknya sudah banyak yang menjadi korban PMK.
“Dari sembilan ekor sapi peliharaan saya, hanya tinggal satu yang belum terpapar PMK. Entah nanti yang satu ini masih tahan apa enggak dengan virus tersebut melihat penularannya begitu cepat,” katanya kepada maduranews, Selasa (5/7/2022).
Selama ini, lanjut dia, warga menggunakan obat tradisional untuk mengobati sapi teenak yang terjangkit PMK. “Sementara ini pengobatan yang dilakukan masih menggunakan metode tradisional warisan leluhur. Harapan kami ada bantuan tenaga medis yang bisa membantu para peternak yang terdampak virus PMK,” harapnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Udi (50). Dia mengaku meracik jamu tradisional untuk menjaga ketahanan tubuh sapi ternaknya.
“Kami hanya menggunakan obat-obatan tradisional yang kami percaya dapat memperkebal daya tahan sapi. Ada yang kami kasih makan buah mengkudu untuk menjaga kesehatannya,” tuturnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Kabupaten Sampang AR Hakim mengatakan, penyebaran virus PMK memang sangat cepat karena lewat udara. Pihaknya saat ini sedang berusaha untuk mencegah penyebaran virus PMK di Kabupaten Sampang melalui vaksinasi.
“Kami mendapatkan 2.000 dosis vaksin untuk mencegah dan menangani penularan PMK di Kabupaten Sampang. Sementara ini sudah 1.742 dosis yang terlaksana. Namun kemaren kita juga dapat tambahan sebanyak 500 dosis. Jadi, total semuanya (menjadi) 2.500 dosis,” ungkapnya.
Proses vaksinasi PMK tersebut dilaksanakan oleh para dokter hewan di bawah koordinasi Puskeswan. “Di Sampang sendiri ada 4 Puskeswan yang menaungi 3-4 kecamatan. Dari 2.500 dosis vaksin (yang ada), kita bagi rata ke setiap Puskeswan dan mereka nanti yang mengalokasikan ke desa mana saja yang bisa melaksanakan vaksinasi,” jelasnya. 
“Untuk sapi yang sudah terpapar PMK itu butuh terapi dan perawatan panjang dengan diberikan obat-obatan yang diberikan antibiotik, vitamin dan lain-lain,” tambahnya. (c2/lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *