Masyarakat Belum Bisa Akses Aplikasi Identitas Kependudukan Digital, Ini Penyebabnya

MADURANEWS.CO, Sampang- Masyarakat Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, masih belum bisa mengakses aplikasi Identitas Kependudukan Digital. Pasalnya, penerepan apliaksi itu masih belum tuntas di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang.

Plt Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sampang Nor Alam mengatakan, semua pegawai Dispendukcapil sudah menggunakan aplikasi Identitas Kependudukan Digital yang kemudian akan dilanjutkan ke semua ASN yang ada di lingkungan Pemkab Sampang.

Hanya saja, jumlah ASN yang telah menggunakan aplikasi digital tersebut masih sangat minim. Jumlahnya belum mencapai 1000 orang dan hanya berkisar di 800-an dari total 7000-an ASN yang ada di lingkungan Pemkab Sampang.

“Untuk sementara semua pegawai yang di Dispendukcapil sudah selesai semua. Setelah ini ke semua dinas-dinas, kan jadwal KTP digital itu (Aplikasi Identitas Kependudukan Digital), untuk saat ini masih OPD-OPD,” katanya.

Sementara ini, kata dia, masyarakat umum di Kabupaten Sampang masih belum bisa mengakses dan menggunakan Aplikasi Identitas Kependudukan Digital karena masih difokuskan ke ASN. Jika ASN sudah selesai nantinya baru giliran masyarakat umum.

“Belum. Sementara ini masih di ASN, setelah pegawai semua yang ada di dinas-dinas OPD selesai semua baru nanti ke kecamatan, pegawai negeri kecamatan, Puskesmas, dan apabila itu selesai semua lanjut ke mahasiswa dan masyarakat,” tuturnya.

Dia menuturkan bahwa rata-rata ASN yang ada di lingkungan Pemkab Sampang bukan orang asli pribumi sehingga ketika mereka menggunakan Aplikasi Identitas Kependudukan Digital itu tidak tercatat sebagai orang Sampang, melainkan alamat mereka berasal. Itu menjadi faktor minimnya catatan jumlah ASN di Sampang yang memakai Aplikasi Identitas Kependudukan Digital.

“Tidak ada, jadi kita pas membantu orang luar bukan orang Sampang sendiri. Rata-rata PNS yang ada di Sampang ini orang luar; Surabaya, Pamekasan. Jadi mereka otomatis tercatatnya di sana (alamat asal) bukan di sini (Sampang),” ungkapnya. (raf/lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *