Komisi II DPRD Sampang Sidak BNI, Ini yang Diperiksa

MADURANEWS.CO, Sampang- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Dinas Pertanian (Disperta) Sampang ke Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Sampang, Rabu (). Komisi yang membidangi urusan perekonomian dan pertanian itu memeriksa progres penerbitan kartu tani.


Pantauan di lokasi, rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Sampang bersama Disperta melakukan dialog ekslusif dengan pihak BNI sebagai bank mitra penerbit kartu tani yang ditunjuk oleh pemerintah pusat. Fakta di lapangan, realisasi penerbitan kartu tani masih belum jelas padahal itu menjadi salah satu syarat utama untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sampang Alan Kaisan mengatakan, pihaknya ingin memastikan secara langsung proses penerbitan kartu tani serta melihat problem yang dimungkinkan terjadi di BNI Kabupaten Sampang.
“Setelah kami hearing, dari 79 ribu formulir yang disediakan oleh pihak BNI, tadinya ada 9 ribu, tapi karena tambahan menjadi 16 ribu form yang kembali lagi dari petani ke bank,” katanya.
Hingga saat ini, lanjut dia, BNI Cabang Sampang telah mencetak 10 ribu kartu tani dan mengirimkannya ke kantor pusatnya. Hanya saja, injek kuota penerimaan pupuk masih belum dilakukan oleh BNI pusat di Jakarta sehingga kondisi tersebut membuat proses penerbitan kartu tani terhambat.
“Karena walaupun kartu tercetak kalau belum diinjek, maka kartu itu masih belum bisa digunakan sebagaimana surat edaran KPK yang menyatakan untuk penebusan pupuk bersubsidi itu harus memakai kartu tani,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak BNI dan Disperta agar segera memproses administrasi kartu tani tersebut. “Makanya kami desak BNI dan Dinas Pertanian untuk segera diselesaikan segala proses tahapannya,” ucapnya.
Politisi Gerindra itu menjelaskan, proses injek kouta harus dilakukan oleh Kantor BNI pusat. Hal ini yang menjadikan proses injek kouta tekesan ribet dan akan memakan waktu lama. Padahal kondisi saat ini sudah mendekati musim tanam.

“Di Sampang sudah memasuki masa tanam. Kalau perlu kami akan mendatangi BNI pusat, karena injek kartu ini harus ke pusat. Justru ini ribet dan lama,” kesalnya.
Dia meminta BNI bisa menyediakan alat injek kouta di masing-masing cabang. “Apakah tidak ada alat untuk disediakan di daerah agar injek kuota ke kartu tani bisa dilakukan di masing-masing cabang BNI,” ucapnya.


Sementara itu, Pimpinan Bidang Pemasaran BNI Cabang Sampang Hengki Hariadi mengatakan, sidak yang dilakukan rombongan Komisi II merupakan tindak lanjut dari rapat yang dilakukan sebelumnya yakni untuk memastikan kartu tani yang belum dicetak bank.


“Jadi pak dewan ingin ngecek secara langsung apakah kartu tani itu ditindaklanjuti (atau) apa hanya sekadar omongan di saat rapat,” katanya.


Menurutnya, progres pencetakan kartu tani saat ini sudah mencapai 10 ribu yang berhasil diaktifkan namun masih menungu proses injek kuota penerimaan pupuk. Sedangkan jumlah formulir yang disebarkan sudah mencapai 79 ribu dan yang sudah disetor kembali ke pihak bank sebanyak 16 ribu.


“Enam ribu form masih proses input, Senin depan sudah selesai. Nah sekarang ini, tinggal menunggu sisanya sekitar 62 ribu form yang dari petani belum disetorkan ke bank untuk diinput dan injek,” tuturnya. (dul/lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *