Komisi II DPRD Sampang Panggil Semua Stakeholder Pupuk, Terungkap Sejumlah Penyebab Kelangkaan Pupuk

MADURANEWS.CO, Sampang- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, memanggil semua stakeholder pupuk, Selasa (20/12/2020). Mereka menggelar rapat terbuka di Ruang Komisi Besar DPRD Sampang terkait kelangkaan pupuk.

Adapun stakeholder yang dipanggil adalah PT Pupuk Indonesia Cabang Sampang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Kabupaten Sampang, distributor pupuk, serta Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Sampang.

Sekretaris Komisi II DPRD Sampang Agus Husnul Yaqin mengatakan, pemanggilan tersebut untuk menjawab keluh kesah masyarakat Sampang mengenai kelangkaan pupuk. Dari pemanggilan tersebut, Agus mengaku bisa menarik beberapa benang merah yang menjadi penyebab kelangkaan pupuk di Kabupaten Sampang. Di antaranya adalah masyarakat yang tidak terdaftar dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) sehingga tidak bisa mendapatkan pupuk.

“Keluhannya adalah kelangkaan pupuk di tingkat petani sehingga kemudian mereka berkeluh kesah mencari solusi. Kita panggil dari Dinas Pertanian, KP3 sebagai pengawas internal penyaluran pupuk itu, distributor, kios, dan dari (PT) Pupuk Indonesia kita datangkan,” katanya saat ditemui usai rapat.

“Kita mengurai benang merahnya ternyata kelangkaan itu banyak faktor, terutama dari pengurangan pagu, indikatif dari Kabupaten Sampang untuk pupuk. Kemudian yang kedua ada banyak masyarakat yang masih belum (melakukan) input (data) dan tertata dalam e-RDKK, yang ini kemudian menjerit yang tidak mendapatkan jatah pupuk,” imbuhnya.

Dia menjelaskan bahwa pemanggilan tersebut untuk mengonfirmasi lebih awal pendistribusian pupuk dan menyarankan PPL membina kelompok tani serta menjadi penyambung lidah untuk bisa berkomunikasi dengan kios.

“Kita menyimpulkan tadi bahwa perlu komunikasi lebih lanjut agar bisa familiar antara kelompok tani dan kios. Kios itu menjadi tanggung beban dari distributor untuk mengkomunikasikan, sedangkan kelompok tani menjadi binaan PPL untuk berkomunikasi lebih intens dengan kios. Sehingga penyaluran pupuk ke depannya itu terkonfirmasi lebih awal,” ungkapnya.

Kepala Disperta K-P Kabupaten Sampang Suyono mengatakan, kekurangan distribusi pupuk ke kecamatan-kecamatan yang ada di Sampang disebabkan adanya realokasi yang dikurangi oleh Pemprov Jawa Timur. Itu telah mengubah semua rencana yang sudah disusun sebelumnya.

“Yang pertama adalah kita sudah maksimal mengupayakan untuk petani Sampang ini sejak awal tahun kemudian di akhir-akhir tahun ini terjadi realokasi. Rehan (perubahan) alokasi inilah yang membuat pupuk di Sampang itu kurang. Karena parkiran kita di tiga bulan akhir Oktober, November, Desember sebenarnya sudah pas dengan realokasi awal. Tetapi ketika dari realokasi dikurangi oleh Provinsi menjadi jatah pendistribusian untuk kecamatan itu berkurang,” tuturnya.

Oleh karena itu, saat ini pihaknya mengaku telah mengajukan penambahan jatah lagi untuk alokasi pupuk di Sampang. Dan pengajuan itu sudah dikabulkan oleh Pemprov Jawa Timur. Dari rapat dengan Komisi II itu, pihaknya mengaku mendapatkan masukan untuk tahun 2023 agar data terkait kebutuhan pupuk harus lebih baik dari tahun sekarang.

“Solusinya hanya ada satu, yaitu meminta alokasi tambahan dan itu sudah kita lakukan. Kemudian di pertemuan ini tadi banyak hal yang kita lakukan ini banyak masukan untuk perbaikan data, terutama untuk tahun 2023. Prinsipnya apa yang terjadi di Sampang sampai hari ini, sudah meminta tambahan 360 ton, dan dalam dua hari ini akan terealisasikan penyalurannya,” jelasnya.

Suyono mengaku sudah meminta PT Pupuk Indonesia untuk segera membuka aplikasinya dan segera mendistribusikan 360 ton pupuk tambahan tersebut. Pihaknya mengaku dituntut oleh petani untuk segera menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan pupuk mereka. Sebab, banyak tanaman petani yang sudah menguning daunnya karena tidak dikasih pupuk.

“Tidak ada, dari temen-temen (PT) Pupuk Indonesia tadi sudah tahu saya kalau dituntut untuk segera. Ya, saya menuntut PI (Pupuk Indonesia) yang punya kuncinya untuk buka aplikasinya. Tapi tadi sudah disampaikan bahwa besok sudah bisa (dibuka aplikasinya),” tukasnya. (raf/mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *