MADURANEWS.CO, Sampang– Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI) menegaskan, jika peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dan daerah lain yang juga masih rendah menjadi tantangan bagi Kementerian yang dirinya Nahkodai.
Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti mengaku akan mendorong direktur pendidikan informal dan non formal yang ada di kementeriannya untuk melanjutkan wujud pendidikan jarak jauh. Misalnya sekolah terbuka atau pendidikan kesetaraan paket A, paket B, dan paket C. Namun dari 3 paket tersebut, menurut dia paket B dan C lah yang penting. Karena paket B setara dengan tingkat SMP, dan paket C setara tingkat SMA.
Menurut Abdul Mu’ti, pendidikan kesetaraan adalah bagian upaya pihaknya bagaimana memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Karena pendidikan tidak harus sekolah formal, tetapi juga bisa sekolah pendidikan non formal. Termasuk melalui program kesetaraan atau program sekolah terbuka dan jarak jauh.
“Saya kira kedepan, anak-anak yang tidak bisa belajar, mungkin karena jarak yang jauh, atau faktor ekonomi kita dorong nanti melalu direktur pendidikan informal dan non formal untuk bisa dilanjutkan bentuk-bentuk pendidikan jarak jauh,” ujarnya.
Sementara saat disinggung IPM Sampang yang masih rendah, Abdul Mu’ti secara lugas menyampaikan kalau masalah tersebut merupakan tantangan bagi bagi dirinya dan Kementerian yang dirinya pimpin. Karena rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia masih sekitar 9 tahun atau setara tingkat SMP. Untuk dapat memberikan pendidikan yang bermutu bagi anak-anak Indonesia, menurut dia tidak bisa dilakukan sendirian oleh Kemendikdasmen. Tetapi harus bersama-sama dengan semua lapisan masyarakat.
“Ini tantangan bagi kita terkait IPM Sampang dan beberapa tempat lain yang masih rendah,” tukasnya. (san)
