Keluh Kesah Kepala SDN Madulang 2 Hadapi Sengketa Lahan: Lapor ke Disdik Sampang Tak Digubris “Mellas Saya di Sini” 

MADURANEWS.CO, Sampang- Sengketa lahan yang ditempati SDN Madulang 2 berakibat fatal terhadap kondusifitas kegiatan belajar mengajar (KBM). Warga yang mengaku sebagai pemilik lahan melakukan protes, penyegelan hingga pendudukan paksa.

Yang terbaru, sejumlah warga yang mengklaim dirinya sebagai ahli waris dari pemilik lahan, telah mendirikan kandang ayam di halaman sekolah dasar yang terletak di Kecamatan Omben tersebut. Praktis, KBM terganggu dan keselamatan siswa terancam. Sebab, banyak paku dan kayu berserakan dari bekas pekerjaan tukang.

Kepala SDN Madulang 2 Fadiluddin Thohir menuturkan, sejak pertama kali kasus tersebut mencuat, dirinya sudah melapor dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang. Dirinya mengaku sudah bolak-balik ke Kantor Disdik untuk melaporkan perkembangan kasus tersebut di bawah. Hanya saja, belum ada tindakan konkrit dari Disdik hingga saat ini.

Bahkan, Fadil mengaku sudah capek karena tidak adanya tindakan yang diambil oleh Disdik Sampang untuk menyelesaikan permasalah yang ada di SDN Madulang 2. Jangankan mediasi yang dilakukan Disdik Sampang, mengunjungi dirinya dan para guru di SDN 2 Madulang pun tidak ada.

“Tidak ada mediasi langsung dari dinas, kalau seperti sampean dan temen-temen seperti sampean ada. Jangankan mediasi, melihat saya dan temen-temen guru tidak ada. Kalau sudah mediasi berarti sudah ke sini ke lapangan, ini tidak ada, saya capek mas, saya jadi bawahan capek,” katanya kepada maduranews, Jum’at (18/11/2022).

Dijelaskannya, pihak yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan SDN Madulang 2 ada dua kubu. Satu kubu mengaku lahan bagian utara yang awalnya akan dihibahkan sebagai lahan kuburan dan kubu yang lain mengaku sebagai ahli waris tanah perorangan.

“Harapan saya, supaya penyelesaiannya sama-sama selamat, karena ini kayaknya ada dua kubu. Di sini kubu kuburan, di situ milik perorangan warga. Kalau di situ dibeli di sini harus dibeli. Itu kan ada pembatas dari lahan, sama kalau menutup pintu wajib ditutup, halnya dia. Jadi kita mau kemana anak murid kita?” tuturnya.

Saat ini, lanjut dia, SDN Madulang 2 mempunyai 152 murid. Jumlah itu termasuk murid pindahan yang administrasinya sedang diproses.

“Jumlah murid saya disini itu sebanyak 150 siswa tapi plus 2. Tapi yang dua itu surat pindahnya masih belum,” ungkapnya.

Fadil mengaku dirinya sampai mangkel datang bolak balik ke Disdik Sampang tanpa respon positif. Bahkan dirinya sempat dibilang cerewet oleh pihak Disdik Sampang.

“Yang dipikirkan itu, saya berkali-kali ke dinas itu kalau ada perubahan, perubahan yang seperti apa ya rombo, datang kayu, berdiri (kandang ayam), seperti itu datang tandon tapi tetap dilakukan. Saya mangkelnya sampai dibilang cerewet sama dinas,” jelasnya.

Menurutnya, tidak adanya bukti dokumen dari ahli waris dijadikan alasan oleh pihak Disdik Sampang untuk tidak turun ke bawah.

“Seandainya sampean tidak utuh satu tubuh pak, separuh tubuh aja ke sekolah lihat saya, atau membuktikan laporan saya, iya atau tidak itu bagus pak, (lalu pihak Disdik) jawabannya apa? (mereka jawab) Apa yang akan saya bawa ke sana pak Fadhil? Saya tidak punya bukti, tidak punya dokumen,” ujar Fadil menceritakan percakapannya dengan pihak Disdik Sampang.

“Apakah saya tidak kecewa?” imbuhnya.

Fadil mengaku miris melihat perkembangan kasus terkini. Sebab, para ahli waris saat ini telah membangun kandang ayam di halamam SDN Madulang 2. Keselamatan siswanya yang menjadi beban pikirannya karena adanya berbagai bahan bangunan yang bisa saja mengenai siswanya. 

“Mellas (nestapa, red) saya di sini mas. Apalagi bahan-bahan seperti itu. murid seumpama main di situ kena kayu atau paku, apakah saya tidak dimarahi oleh orang tua murid? Kan tetep saya yang dimarahi bukan tim guru, itu kecewanya saya disini,” tukasnya. (raf/lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *