MADURANEWS.CO, Sampang– Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengungkap bahwa penyebab turunnya ekonomi Sampang pada tahun 2024 lalu, dikarenakan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten berjuluk Kota Bahari itu mengalami pelemahan.
Plt Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Setda Sampang, Kustantinah mengungkapkan, bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemkab Sampang pada tahun 2025 ini untuk dapat meningkatkan ekonomi Sampang. Yang disitu fokus utamanya terdapat di sektor pertanian. Seperti pemberian dukungan benih, pupuk, dan hand traktor, serta Sarana Prasarana (Sarpras) jalan produksi pertanian yang sepenuhnya anggarannya bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Selain daripada upaya di sektor pertanian, menurut perempuan berkacamata itu Pemkab Sampang juga fokus pada pengentasan kemiskinan, Karena kemiskinan sangat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bahari. Artinya, apabila kemiskinan itu dapat segera di eliminasi dari Sampang, maka perekonomian Kota Bahari pun akan meningkat.
“Kalau di kita tahun 2025 kita sudah berupaya dalam program pertanian, kemudian juga untuk meningkatkan produksi dengan pemberian program,” ungkapnya, Selasa (29/07/2025).
Tahun ini perekonomian Sampang belum dapat terlihat mengalami peningkatan atau penurunan sebagaimana tahun 2024 lalu. Karena menurut Kustantinah tahun lalu ekonomi Sampang mengalami penurunan 1,3 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ekonomi itu karena Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Sampang masih rendah, dan daya beli masyarakat juga masih rendah.
Lebih lanjut, dari kontribusi ekonomi Sampang menurut Kustantinah pertanian masih menjadi sektor lapangan kerja yang dominan di Kota Bahari. Dari hal tersebutlah tahun 2024 kemarin ekonomi Sampang menurun. Karena hasil pertanian pada tahun tersebut minim yang terpengaruh oleh adanya anomali cuaca Sehingga daya beli masyarakat rendah.
“Pertumbuhan ekonomi tanpa migas kita tahun 2024 kemarin turun dari 4,53 persen menjadi 3,23 persen,” tukasnya. (san)